spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Diskominfo Kaltim Gelar Talkshow, Tekankan Pentingnya Literasi Digital untuk Tangkal Hoaks bagi Perempuan

BONTANG – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melaksanakan talkshow dengan tema Perempuan dan Literasi Digital, Yuk Mahir Menangkal Hoaks, yang dilaksanakan, Sabtu (17/6/2023) di Hotel Bintang Sintuk.

Talk show menghadirkan Kepala Diskominfo Kaltim, Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kaltim, dan Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim.

Kepala Diskominfo Kaltim, M. Faisal, menjelaskan mengenai penetrasi dan perilaku penggunaan internet pada tahun 2023 di Indonesia. Dalam pemaparannya, Faisal mengatakan rata-rata penduduk Indonesia menggunakan internet selama 5-7 jam per hari. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dianggap kecanduan internet.

Selanjutnya, Faisal menjelaskan cara pemerintah melakukan pencegahan dan penangkalan hoaks, yaitu dengan memberikan pemahaman kepada perempuan atau ibu-ibu di tahap awal.

“Pemerintah mengambil langkah pencegahan dan penangkalan di tahap awal. Melalui ibu-ibu, kita dapat menangkal dan membagikan pengetahuan kepada masyarakat lainnya,” kata Faisal saat talkshow.

Faisal juga menjelaskan mengenai kemampuan dasar dalam penggunaan internet atau digital yang harus dikuasai masyarakat. Kemampuan tersebut meliputi keterampilan internet, keamanan internet, budaya digital, dan etika digital agar terhindar dari berita bohong, hoaks, atau tindakan penipuan lainnya.

BACA JUGA :  Kaltim Raih Juara Pertama Kaligrafi di MTQ Korpri Nasional Padang

“Ada empat kemampuan digital yang harus diketahui. Keamanan digital sangat penting. Dunia maya dan dunia nyata sama-sama memiliki orang jahat dan orang baik,” jelas Faisal.

Sementara itu, Ketua Bapemperda Kaltim, Rusman Yaqub, menjelaskan betapa pentingnya literasi digital bagi masyarakat, seperti menghindari transaksi digital berbahaya dan penipuan melalui platform digital.

“Itu adalah pentingnya literasi. Agar masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai. Kami berharap ibu-ibu dapat meliterasi masyarakat,” kata Rusman.

Rusman juga menjelaskan bahwa hoaks adalah informasi yang tidak benar yang dibagikan oleh masyarakat. Terdapat motif politik dan ekonomi dalam penyebaran informasi hoaks atau berita bohong. “Ada motif politik dan ekonomi yang mendorong penyebaran hoaks, yakni untuk mengubah pandangan politik masyarakat,” urainya.

Sementara Ketua FJPI Kaltim, Tri Wahyuni, mengatakan bahwa beberapa penyebar hoaks berada di kalangan keluarga sendiri. Dengan demikian, korban juga berasal dari lingkungan keluarga. Selain itu, peran media sangat dibutuhkan dalam menangkal hoaks yang menyebar.

“Banyak korban hoaks yang juga merupakan perempuan. Bagaimana peran perempuan dalam menangkal hoaks,” kata Tri Wahyuni. (adv/yah/diskominfokaltim)

BACA JUGA :  499 RT Jadi Agen Pajak, Inovasi Bapenda Bontang Tingkatkan PAD
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img