SANGATTA – Masalah Pendidikan di Kutim menjadi salah satu perhatian Pjs Bupati Kutim Jauhar Effendi. Sehingga dalam beberapa hari bertugas, ia melakukan pertemuan dengan jajaran Diknas yang kini dipimpin Roma Malau.
“Patut disyukuri, pemerintah pusat memberikan bantuan DAK fisik ini. DAK fisik hanya diberikan kepada sektor pendidikan dan kesehatan. Tahun 2020 Kutim di bidang pendidikan mendapat alokasi sebesar Rp 25 miliar. Sementara di Kutim ada 52 sekolah yang mendapatkan DAK fisik,” terang Jauhar di hadapan sejumlah pejabat Diknas dan kepala sekolah se Kutim.
Disebutkan, dalam DAK fisik ada 10 menu yang bisa dipilih dan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya rehab ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru, perpustakaan dan lainnya. Namun ke semua tergantung kebutuhan sekolah.
“Saya lihat progress serapan DAK di Kutim masih ada yang rendah. Karenanya Disdik bisa memacu bagi sekolah terkait agar segera diselesaikan dalam beberapa bulan kedepan,” pesan Jauhar.
Disebutkan, masalah pendidikan penting. Sebab maju mundurnya sebuah negara, sangat bergantung pada pendidikan.
“Sebab, pendidikan yang baik inilah yang bisa memutus rantai kemiskinan,” ungkap mantan Kepala Biro Humas Setda Prov Kaltim ini.
Dalam pertemuannya dengan jajaran Kepala SD, ia berharap ada semangat yang luar biasa untuk memotivasi anak didiknya. Menurutnya, pendidikan paling diingat oleh anak.
“Jangan sampai karena infrastruktur yang kurang baik, lemah semangat. Merasa tidak bisa bersaing, jangan. Semua orang yang di kota itu sebelumnya juga berasal dari kampung,” bebernya dalam Rakor yang diikuti 52 sekolah dasar (SD) se Kutim.(hms/red)