spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Libur Nataru, PNS Dilarang ke Luar Kota

BONTANG – Pergerakan manusia dalam skala besar di masa pandemi, menjadi salah satu sebab terjadinya lonjakan kasus. Karena itulah, pemerintah telah menetapkan sejumlah aturan guna mencegah terjadinya transmisi virus pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Partisipasi semua pihak dibutuhkan sehingga kebijakan tersebut dapat  diterapkan secara optimal. Di Kota Bontang Kalimantan Timur, Wakil Wali (Wawali) Bontang Najirah, meminta dukungan dan upaya semua pihak untuk menekan risiko kenaikan kasus positif Covid-19 pada libur Nataru.

“Kami akan ikuti intruksi pusat. Jangan sampai kita kecolongan, hingga menyebabkan kasus Covid-19 melonjak lagi saat libur Nataru. Saya berharap dukungan dari semua pihak,” tutur Najirah kepada mediakaltim saat silaturahmi di kediamannya belum lama ini.

Seperti diketahui mencegah lonjakan kasus, pemerintah pusat bakal menetapkan PPKM Level 3 untuk semua daerah di Indonesia pada libur Nataru.  Aparatur sipil negara (ASN), termasuk TNI, Polri hingga pegawai BUMN juga dilarang mengambil cuti atau bepergian ke luar kota pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022 mendatang.

“Sesuai instruksi pusat, pada 24 Desember, Bontang juga akan masuk level 3, jadi semua kegiatan sedikit dikurangi,” sebutnya. “Virus corona ini masih ada. Jadi kita tetapi harus disiplin menerapkan prokes,” tambahnya.

Di lingkungan Pemkot Bontang, Najirah juga melarang seluruh ASN melakukan perjalanan ke luar daerah saat menjelang Nataru. “Tidak boleh ada ASN yang melakukan perjalanan ke luar daerah,” tegasnya.

Soal pencegahan terjadinya arus lalu lintas, baik yang masuk ataupun ke luar Bontang, Najirah mengatakan masih akan dibahas bersama Satgas Gugus Covid. “Ini masih terus dibahas,” katanya.

Terkait antisipasi menjelang Nataru apabila terjadi lonjakan kasus, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), M. Adib Khumaidi menjelaskan, kesiapan tenaga kesehatan perlu didukung dengan kesiapan lain seperti obat dan peralatan.

“Bukan hanya kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia), tapi bagaimana mereka terfasilitasi dengan obat, alat kesehatan, oksigen. Tapi dari sisi SDM, saya yakin teman-teman di daerah siap,” ujarnya.

Walaupun kasus saat ini rendah, Adib menekankan untuk tidak meninggalkan kewaspadaan, mengingat COVID-19 selalu berkembang dan berubah. Dalam hidup berdampingan dengan COVID19, intervensi kepada virus tidak dapat dilakukan. Sebaliknya, manusia sebagai host (inang) dapat  melakukan upaya adaptasi agar selamat (survive) dengan memperhatikan lingkungan.

“Yang penting adalah gaya hidup sehat, protokol kesehatan karena saat ini kita dalam upaya adaptasi, dan lingkungan yang sehat,” tandas Adib.  (santo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img