spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bangkit Setelah Terpuruk Dua Tahun

Setelah dua tahun dihantam badai pandemi Covid-19, tahun ini sektor pariwisata di Kaltim mulai menggeliat. Libur Lebaran 2022 menjadi momentum untuk membangkitkan kembali sektor yang akan menjadi salah satu andalan perekonomian Benua Etam.

Tim Peliput: Andi Desky, Muhammad Rafi’i, Ramlah Effendi, Nur Robbi Syai’an

Selama libur Lebaran, destinasi wisata di Kaltim diserbu ribuan wisatawan, baik pengunjung lokal maupun luar Kaltim. Puncak kunjungan wisatawan terjadi Sabtu (7/5/2022) dan Minggu (8/5/2022). Kebanyakan berwisata ke pantai, seperti Pantai Lamaru (Balikpapan), Pantai Pulau Beras Basah (Bontang), Pantai Mutiara Muara Badak (Kutai Kartanegara), Pantai Biru Kersik Marang Kayu (Kutai Kartanegara), dan lain-lain.

Membeludaknya wisatawan ini menjadi angin segar para pengelola industri pariwisata di Kaltim, setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sejak Covid-19 masuk Indonesia, pemerintah melakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Tempat-tempat wisata dan hiburan membatasi jumlah pengunjung atau ditutup selama pandemi.

Sekretaris sekaligus Plt Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Muhammad Irvan Rivai mengakui, selama pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan Nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) mengalami menurun drastis. Pada 2018, kunjungan wisatawan mencapai 7,5 juta orang dan pada 2019 mencapai 6,9 juta orang.

Namun, ketika Covid-19 masuk Kaltim pada 2020, terjadi penurunan signifikan. Pada 2020, hanya ada 2,9 juta wisatawan yang berkunjung ke Kaltim dan pada 2021 naik tipis 3 juta wisatawan. “Sangat signfikan kalau kita lihat 5 tahun lalu jumlah wisatawan lebih 5 juta. Memang dampak pandemi sangat besar pada sektor pariwisata,” terangnya.

Dia mengatakan, untuk menggenjot kembali jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kaltim tidak mudah. Memerlukan kerja sama lintas sektor. Pasalnya aksesibilitas menjadi kendala para wisatawan. Sebagai contoh untuk menuju destinasi wisata Maratua, Kepulauan Derawan dan sekitarnya, dimana sarana transportasi masih sangat minim.

“Transportasinya susah, tidak ada rental angkutan dan sewa motor, kalau ada bisa laku banget di sana. Apalagi moda transportasi laut. Jadi itu kendala pariwisata kita, sudah jauh, jalan rusak dan ongkosnya mahal,” terangnya kepada Media Kaltim, Selasa (19/4/2022).

BACA JUGA :  Aset Kripto, Tak Diakui tapi Terus Melejit

Tapi Irvan mengatakan, Pemprov Kaltim tidak tinggal diam. Upaya perbaikan infrastruktur seperti jalan sudah dan akan terus dilakukan untuk jalan milik provinsi. Juga terus berkoodinasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota untuk perbaikan infrastruktur jalan. Bahkan katanya, saat ini Pemprov dalam penjajakan dengan investor terkait moda transportasi air di Maratua dan Derawan.

“Masih proses penjajakan dengan investor, mereka akan survei dan melihat kans apa yang bisa dikembangkan,” jelasnya.

Untuk tahun 2022 dan 2023, Pemprov jelas Irvan, akan melakukan pengembangan destinasi wisata tiga danau, yaitu Danau Semayang, Danau Melintang, dan Danau Jempang. Ketiganya diproyeksi akan menjadi destinasi wisata andalan Kaltim. Saat ini Pemprov tengah melakukan pembenahan sarana dan prasarana untuk tiga danau tersebut.

“Kita coba kelola tiga danau, kalau untuk kepulauan memang sudah menjadi unggulan dan untuk pengembangan dananya besar. Dengan anggaran yang terbatas kita tonjolkan tiga danau ini. Belum tersentuh, padahal potensinya luar biasa. Ada keindahan alam dan ekologi di sana seperti pesut Mahakam,” jelasnya.

Selain itu Pemprov juga terus mengembangkan sarana dan prasarana wisata alam karst di Sangkulirang – Mangkalihat, Kutai Timur. Ia mengatakan kawasan karst memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikunjungi wisatawan, karena eksotisme goa prasejarah dengan lukisan telapak tangan, flora dan fauna, serta adat budaya di kawasan tersebut.

BACA JUGA :  Pelancong Serbu Wisata Pantai di PPU

Irvan juga turut menyinggung terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara (PPU). Menurutnya secara tidak langsung hal ini akan berdampak besar terhadap parawisata Kaltim. Ketika baru sekadar isu saja katanya, hal tersebut sudah berdampak pada kunjungan wisata. Terbukti tingkat hunian hotel di kota penyangga IKN, seperti Balikpapan mengalami peningkatan.

Namun di sisi lain, pemerintah dan pengelola kawasan wisata dan tempat hiburan lainnya katanya, harus siap dan terus berinovasi. “Kalau wisata alam sudah dengan kekhasannya masing-masing, nah untuk taman hiburan harus berinovasi. Karena saya yakin IKN akan berdampak pada pariwisata kita (Kaltim, Red.),” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap libur Lebaran dan mudik 2022 menjadi momentum yang kuat dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi, khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dalam dua tahun terakhir terdampak pandemi Covid-19.

“Dua tahun kita berjuang mengatasi pandemi dari sisi kesehatan, sekarang kita mulai menata kembali ekonomi baru kita. Selama 2 tahun kita betul-betul menghadapi masa yang sulit, dan mudik ini is the greatest transfer of business opportunity,” ujar Sandiaga dikutip dari siaran resmi Kemenparekraf, Rabu (27/4/2022).

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Kaltim, Restiawan Baihaqi mengatakan, pemerintah daerah sudah melakukan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 selama libur Lebaran 2022. Terutama terkait penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Dispar Kaltim katanya, sudah melakukan koordinasi dengan Dispar kabupaten/kota se-Kaltim.

“Saat libur Idulfitri, terdapat potensi peningkatan jumlah pengunjung tempat wisata, terutama setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pelonggaran PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Red.) selama libur Lebaran,” katanya pekan lalu. Untuk itu tambahnya, protokol kesehatan (prokes) harus benar-benar diterapkan pengelola tempat wisata atau tempat hiburan.

Terpisah, Koordinator Jaringan Mitra Parawisata (Tourisme Partnership Network) Syafruddin Pernyata, mengatakan dua tahun terakhir menjadi pukulan berat bagi industri pariwisata. Biro perjalanan wisata dan ribuan destinasi lumpuh. Ini berimbas pada sektor perhotelan, transportasi, pemandu wisata, serta usaha kecil menengah yang selama ini bergantung pada kunjungan wisatawan.

BACA JUGA :  Wabup Kutim: Jangan Manfaatkan Ramadan untuk Bermain Harga

Namun katanya, optimisme menggeliatnya kembali sektor wisata mulai terasa pada 2022, ditandai dengan melandainya kasus Covid-19. Beberapa kelonggaran untuk melakukan perjalanan antar daerah dan negara mulai diberlakukan. Diberinya ruang gerak untuk perjalanan itu dibarengi dengan bertambahnya destinasi baru.

“Sepanjang pantai dari Balikpapan sampai Samboja sangat terasa geliatnya. Itu juga terasa di Muara Badak, Kutim apalagi Berau. Kreativitas pun bermunculan memanfaatkan bukit, danau, bahkan perkebunan menjadi destinasi wisata,” kata Syafruddin kepada Media Kaltim Minggu (8/5/2022).

Pemerintah ucapnya, harus memberi perhatian lebih pada sektor wisata, dengan pembenahan sarana dan prasarana serta perbaikan infrastruktur untuk aksesibilitas pengunjung wisata. Menurutnya aksesibilitas di Kaltim masih memprihatinkan. Hal ini membuat biaya transportasi ke sejumlah destinasi unggulan, seperti Pulau Derawan, Maratua dan sekitarnya menjadi sangat mahal.

“Padahal, kalau akses jalan mulus Samarinda, Bontang, Kutim, Berau jalur pantai, biaya bisa ditekan dan efeknya bisa membantu destinasi tujuan wisata di daerah yang dilalui,” terang mantan kepada Dinas Pariwisata Kaltim ini.

Apalagi dengan permindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim akan berimbas besar pada sektor pariwisata. Saat ini saja kata Syafruddin, titik nol IKN sudah menjadi tujuan wisatawan dalam dan luar Kaltim. Menurut data Kecamatan Sepaku, selama libur Lebaran dalam sehari ada sekitar 3.000 orang mengunjungi titik nol IKN.

Kota penyangga yakni Balikpapan dan Samarinda tambahnya, juga harus disiapkan sebagai Kota MICE (meeting, incentives, Conferences and Exhibitions).  Bersamaan dengan itu, menurutnya, penguatan destinasi berbasis kearifan lokal, keunikan, budaya, selayaknya dipertajam.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, IKN Nusantara akan mempunyai daya tarik berupa wisata budaya, wisata alam, dan wisata buatan manusia. Ia berharap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat jeli melihat peluang pariwisata di IKN. Mulai dari perhotelan hingga kuliner.

Selain pariwisata katanya, Balikpapan juga berpotensi untuk penyelenggaraan MICE. Pemerintah katanya, juga akan menghadirkan destinasi pariwisata lainnya di IKN. “Melihat alam di Kaltim sangat indah, banyak potensi wisata yang harus kita gali lagi,” ujarnya saat Weekly Press Briefing secara virtual, akhir Februari 2022. (eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img