spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bagi Pengusaha, Kaltim Silent Ancaman di Tengah Perekonomian yang Mulai Bangkit

SAMARINDA – Langit gelap berbulan-bulan menyelimuti perekonomian Kaltim seiring merebaknya pandemi Covid-19. Belakangan, awan mendung pelan-pelan terurai. Sayang, momentum baik itu kembali terusik. Imbas pembatasan ketat setiap akhir pekan yang mencuat di provinsi ini.

Semula, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim menangkap sinyal-sinyal perbaikan perekonomian Kaltim. Baik secara triwulan (quarter to quarter/qtq) maupun tahunan (year on year/yoy).

Kepala KPw BI Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan bahwa secara triwulan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV 2020 tumbuh 2,06 persen (qtq), setelah triwulan sebelumnya tumbuh 2,36 persen (qtq). Secara tahunan, perbaikan ekonomi Kaltim juga membaik. Terlihat dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi 2,83 persen (yoy) dari kontraksi pada triwulan III 2020 sebesar 4,61 persen (yoy). “BI akan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan otoritas terkait lainnya,” sebutnya.

Berdasarkan lapangan usaha (LU), lanjut Tutuk, perbaikan pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan IV 2020 bersumber dari kinerja LU utama Kaltim. Yakni pertambangan dan industri pengolahan. Perbaikan terhadap LU pertambangan salah satunya didorong realisasi produksi batu bara Kaltim yang membaik pada triwulan IV 2020, meskipun masih terkontraksi 1,28 persen (yoy). Pada triwulan sebelumnya, kontraksi cukup dalam sebesar 22,67 persen (yoy). “Sedangkan LU industri pengolahan turut menunjukkan perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi,” urainya.

Perbaikan tersebut salah satunya tercermin dari peningkatan volume ekspor CPO yang mengalami peningkatan sebesar 32,26 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 25,07 persen (yoy). Didukung harga CPO yang berada dalam tren peningkatan.

Dari sisi pengeluaran, membaiknya perekonomian ditunjukkan perbaikan konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor, meskipun masih terkontraksi. Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga utamanya disebabkan relaksasi pada triwulan IV 2020. Diperkuat kembali beroperasinya pusat perbelanjaan secara penuh dan adanya kemudahan akses transportasi. Mendorong kembali kegiatan mobilitas dan perekonomian masyarakat.

Peningkatan mobilitas masyarakat juga tercermin dari Google Mobility Index yang menunjukkan perbaikan pada triwulan IV 2020 sebesar -9,99 persen. Pada triwulan sebelumnya tercatat -11,45 persen.

Di lain pihak, membaiknya volume ekspor bersumber dari ekspor batu bara yang tumbuh positif sebesar 2,61 persen (yoy). Setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi 16,38 persen (yoy). Tingginya volume ekspor CPO turut mendorong kinerja ekspor yang utamanya bersumber dari pengiriman ke Tiongkok yang mengalami pertumbuhan dari 28,27 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 68,56 persen (yoy). “Tingginya ekspor CPO ke Tiongkok berkontribusi sebesar 61 persen terhadap total ekspor CPO Kaltim,” ulasnya.

Tutuk pun memperkirakan perekonomian Kaltim triwulan I 2021 kembali membaik. Namun, dengan catatan pandemi dapat dimitigasi risikonya dengan baik. Sehingga membuka peluang peningkatan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi daerah seiring dimulainya distribusi vaksin.

Perbaikan tersebut diperkirakan bersumber dari semakin membaiknya kinerja lapangan usaha utama. Diiringi peningkatan konsumsi pemerintah yang akan melanjutkan realisasi anggaran bantuan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Konsumsi rumah tangga pun diperkirakan ikut tumbuh positif. Seiring mulai didistribusikannya vaksin Covid-19 kepada masyarakat umum.

Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman, Haerul mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini memang sudah diprediksi sejak awal. Dipicu masyarakat yang kembali ramai mengeluarkan uang setelah pelonggaran kebijakan pandemic dan momentum libur panjang. Haerul memperkirakan tren tersebut berlanjut sampai quarter pertama tahun depan. “Biasanya quarter pertama masih positif meskipun tidak tinggi,” sebutnya.

Kendati demikian, momentum positif tersebut diperkirakannya bakal kembali terusik. Tak lepas dari kebijakan Kaltim Steril yang mengganggu sektor informal, terutama skala mikro. Mereka yang hidup dari tabungan maupun tak berpenghasilan akan keteteran menghadapi kebijakan senyap tersebut.

Menurutnya, Samarinda dan Balikpapan merupakan tujuan warga Kutim, Kukar, Kubar, Mahulu, dan Bontang setiap akhir pekan. Tren ini pun menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah. Aktivitas yang setahun belakangan tersebut sudah menurun, ditambah kebijakan Kaltim Steril, dikhawatirkan membuat hampir tak ada sama sekali pergerakan dari luar daerah ke kota-kota besar Kaltim ini. “Walaupun saya paham Gubernur hanya melihat dari sisi kesehatan demi menurunkan penyebaran pandemi,” terangnya.

Meski demikian, Haerul menilai penurunan ekonomi tak akan terlampau jauh. Sebab sektor jasa dan perdagangan memang sudah terpukul setahun belakangan.

Pertumbuhan ekonomi selama ini juga ditopang komoditas andalan seperti batu bara dan sawit yang tidak tertekan jauh selama pandemi. Namun yang jelas, instruksi Gubernur dirasa akan menghantam sektor perdagangan dan jasa yang mengandalkan Sabtu-Minggu.

Haerul juga menilai Kaltim Steril tidak banyak memengaruhi inflasi. Meskipun sempat memicu panic buying, efeknya dirasa tak terlalu besar lantaran daya beli sudah menurun sebelumnya. “Tapi karena ada tekanan sedemikian besar, pergerakan sedikit saja akan menambah penderitaan sektor jasa dan perdagangan,” ungkapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo menganalisa kebijakan Kaltim Steril berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun di lain sisi, menurutnya jika pandemi tak cepat ditekan, pertumbuhan ekonomi juga terganggu lebih besar lagi. Apindo Kaltim pun ditegaskan setuju terhadap kebijakan Gubernur tersebut.

“Banyak pengusaha keberatan. Tapi memang pemprov harus mengambil kebijakan yang penuh tantangan ini. Kebijakan ini perlu kita coba,” tuturnya.

Meski demikian, Slamet berharap pemerintah bisa memberi pengecualian terhadap aktivitas tertentu. Akhir pekan selama ini merupakan momen sektor UMKM mendapatkan penghasilan. Slamet pun menyarankan pengusaha kuliner diizinkan buka dengan syarat tidak boleh makan di tempat.

“Kalau dilarang sama sekali, kami prihatin. Itu tumpuan hidup mereka. Itu perlu dipikirkan juga,” sebutnya.

Pemprov Kaltim diharap terus mengevaluasi kebijakan dan menyampaikan hasil evaluasi secara terbuka ke publik. Apindo Kaltim juga mendorong Pemprov memfasilitasi vaksin mandiri untuk perusahaan tambang, sawit, dan migas. Langkah tersebut, dirasa membantu program pemerintah menangani pandemi. Mengingat jumlah tenaga kerja di Kaltim mencapai sekitar 1 juta orang. “Kalau ini difasilitasi tentu masalah akan lebih cepat selesai,” pungkasnya. (kk)

Artikel dari kaltimkece.id, jaringan mediakaltim.com

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img