spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Arsipkan Budaya Lokal, Generasi Muda Bikin Tur De Guris atau Membaca Arus Sungai

TANJUNG REDEB – Dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional pada 27 Juli, sekelompok generasi muda Bumi Batiwakkal yang menyebut diri mereka sebagai Komunitas Tepian Kolektif Berau mengadakan kegiatan Tur De Guris. Tujuannya untuk mengarsipkan kesenian dan budaya asli Berau yang dibungkus dalam satu perjalanan.

Ada berbagai macam kegiatan di sana. Yakni, susur Sungai Kelay, telisik perahu hingga diskusi ringan terkait guris atau membaca arus sungai. Sasarannya sendiri yakni pemuda pemudi Berau yang dinilai perlu mengetahui kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman.

Salah satu anggota Tepian Kolektif Berau, Risna Herjayanti menyampaikan, tur de guris dipilih sebagai salah satu muatan lokal atau pengetahuan lokal masyarakat Suku Banua (suku asli Berau) yang masih sedikit orang tahu.

“Kami mencari apa yang menjadi khasnya Berau. Hal-hal yang dibicarakan oleh masyarakat tapi belum banyak diketahui. Akhirnya dapatlah metode membaca arus sungai yaitu guris,” jelasnya.

Mereka ingin mengajak generasi muda untuk mengetahui keunggulan dari pengetahuan lokal Berau yang mungkin akan berguna ke depannya. Yang mana diarsipkan melalui berbagai program yang diharapkan dapat dipahami sebagai pengetahuan dan media pertukaran perspektif.

BACA JUGA :  Bawa Premium 2.600 Liter Warga Kutim Diamankan Polsek Kelay

“Kami ingin mengarsipkan hal-hal yang tidak dibicarakan. Misalnya pengetahuan lokal, mitos hingga spiritual,” sebutnya.

Dijelaskannya, mereka berpartisipasi dalam salah satu program Indonesian Visual Art Archive (IVAA) yang disebut Ephemera, yakni pengarsipan budaya yang ada disekitar.

IVAA sendiri merupakan organisasi penyelenggaraan arsip seni rupa yang menjadi titik pertemuan antara seniman, kurator, akademisi hingga orang-orang yang berkerja di bidang seni dan humaniora.

“Program IVAA tersebut sejalan dengan tujuan komunitas kami dibentuk yakni salah satu fokusnya bergerak dibidang pengarsipan kebudayaan dan kesenian asli Bumi Batiwakkal,” terangnya, Kamis (27/7/2023).

Sementara, Anggota Tepian Kolektif Berau lainnya, Nella Putri menambahkan, pihaknya menemukan satu pengetahuan lokal yang disebut guris berdasarkan hasil kajian mereka dengan mewawancarai masyarakat yang tinggal di pinggir sungai.

“Akhirnya kami dapat suatu pengetahuan lokal untuk mitigasi bencana karena ternyata masyarakat di pinggir sungai sering mengalami banjir menahun,” imbuhnya.

Ia merasa pengetahuan tersebut perlu disebarkan kepada masyarakat luas sebagai mitigasi bencana. Sehingga, hanya dari melihat arus sungai dan bulan saja masyarakat bisa mengetahui bahwa akan terjadi banjir.

BACA JUGA :  Polres Berau Ungkap 16 Tersangka Kasus Narkoka, Barang Bukti Sabu 253,81 Gram

“Ini memang baru pertama kali tapi mudah-mudahan bisa berkelanjutan dan merangkul lebih banyak orang lagi,” tandasnya. (mnz/dez)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img