spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ajang Pembuktian 1

(Bagian 12, Novel Bocah Bintan, Mengguggah Harapan dan Jiwa)

“Kakak berharap dua tim regu Pramuka dari Sekolah ini  yang telah kita bentuk bisa ikut dalam lomba tingkat dua   nanti, disana kalian akan berhadapan dengan seluruh Pramuka penggalang dari berbagai sekolah di kecamatan ini, ungkap pak Arif pada sambutan penutupannya saat   latihan bersama jumat sore. Latihan sore ini akhirnya ditetapkan masing-masing sepuluh orang setiap regu, satu regu putra dan satu regu putri.

Anhar secara aklamasi di tunjuk menjadi ketua regu putra sedangkan Nur dewi menjadi ketua regu Putri. Alhamdulillah akhirnya aku terpilih menjadi salah satu tim regu Pramuka Putra tersebut, bersama rekan-rekanku yang hebat serta lucu tentunya, seperti Bambang, Agus, Riko, Arga, Samsul, Dawam, Rauf dan Roni. Sedangkan sumyar dan Anto diminta oleh pak Arif untuk membantu kami dalam pengadaan alat dan bahan untuk lomba nanti, kendati mereka tidak di tim inti, namun peranannya saat mengantar dan menjemput kami di lokasi amatlah penting.

Ajang lomba tingkat kali ini menjadi penting bagi kami, karena mimpi kami adalah bisa mengikuti lomba tingkat V setingkat Nasional di Cibubur mewakili Propinsi Riau atau setidaknya bisa ikut seleksi di lomba tingkat  IV setingkat propinsi di Kota Pekanbaru mewakili kabupaten Bintan, yah setidaknya itu adalah mimpi-mimpi kami semua.

“Kalau aku sih tak muluk-muluklah dalam bermimpi, harapanku bisa ikut Jambore Nasional atau lomba tingkat Nasional, kalau sesuai jadual nanti di tahun 1991 saat kita kelas 2 SMP nantilah”, Bambang membuka perbincangan saat bubar upacara penutupan.

“Yah saat kita sudah menjadi pramuka tingkat penggalang terap, sekarang nih kita semua masih satu bengkok”, sambil menunjuk logo pramuka ramu di sisi kanannya”, balas Rauf yang memang paling mencintai Pramuka.

Tim regu Putri tidak mau kalah saat itu, Nur dan Tri yang memang paling menonjol di regu Putri mendatangi kami disela-sela persiapan kami untuk pulang. “Kami nak minta kalian semua membantu kam nanti disana, semoga saja regu putra dan putri bisa menjadi pemenang dalam lomba tingkat minggu depan”, ajak Nur dewi kepada kami semua yang sedang duduk santai.

“jangan kuatirr tuan putri,,aku pasti menjaga dan membantumu”, ungkap Bambang yang memang paling sering mengganggu Nur. Di kelas memang Bambang dan Nur memang selalu saling berantem, diam-diam memang Bambang  mengidolakannya.

“ Orang bicara serius kok, payahlah engkau Bang !”, balas Nur sedikit marah.

“ Janganlah merajuk, nanti lekas tua”, jawab Bambang lagi .

“Hayoo,,,hati-hati Nur sama Bambang nih, giliran ada maunya saja, jangan kuatir abang akan menjaganya agar tak macam-macam sama dirimu nanti”, Roni si jabrik dengan suara serak-sera basah mirip penyanyi Ikang Fauzi mengambil peluang untuk mengambil  hati Nur dan Tri.

“ Walah ini sama saja, keluar dari kandang Singa masuk kandang Macan”, celetuk Dawam sambil melempar rumput kering ke arah Roni yang memang terkenal sebagai PPP atau pria penebar pesona.

“  Sudah-sudah, maksudnya bantuan seperti apa Nur ?”, potong Riko dengan penuh wajah seriusanya.

“ Kami sudah lengkap satu regu, namun ada berapa kelemahan kami, yaitu dari beberapa jenis lomba yang akan dipertandingkan nanti ada yang belum kami kuasai, kalau seperti baris berbari, tali temali, morse dan yang lainnya sudah cukuplah, tapi untuk pentas seni dan  budaya saat malam api unggun kami tak ada ide “, jelas Tri yang berdiri disamping Nur dengan wajah sedikit memelas.

“ Ooo begitu toh masalahnya”, ungkap Agus

“ Begini saja,  kalau begitu  dalam waktu seminggu kedepan lepas pulang sekolah, nanti biar Arga yang mendampingi kalian sampai mendapatkan ide, dia  jago dalam hal seni”, terang Anhar berikan solusi.

“Kalau nak baca puisi dan sandiwara, Syauqi orangnya”. Tambah Anhar

“ Kalau nak menyanyi “, aku orangnya pungkas Agus penuh percaya diri.

“ Tapi kalau kalian nak aman disana , abang orangnya Nur”, Ujar Bambang disusul teriakan kami semua.

*******

Awal tahun ajaran baru kali itu selain ada lomba tingkat Pramuka yang kami ikuti, ada juga ajang lomba yang tak kalah menariknya dan sudah sangat kami tunggu-tunggu yaitu pekan olah raga dan seni atau Porseni. Ajang dua tahunan yang selalu di selenggarakan di kecamatan kami, disitulah kesempatan setiap sekolah untuk membuktikan dirinya sebagai sekolah yang terbaik dibidang olah raga dan seni.

Jumlah SD di kecamatan Bintan Timur ada sekitar 22 buah, berdasarkan catatan sejarah SDN 006 rangkingnya terbilang bagus setidaknya ada di urutan 3 besar, namun belum pernah mendapatkan kesempatan menjadi juara umumnya. SDN 004 selalu menjadi musuh bebuyutan Sekolah kami. Ada sekitar 15 cabang olah raga dan seni yang akan di lombakan, mulai dari lomba bola voli, sepak bola, gerak jalan, vocal grup, melawak, lomba sholat jama’ah  hingga cerdas cermat., yang jelas tahun ini adalah obsesi bagi kami untuk bisa merebut gelar juara umum dari SDN 004 pada porseni sebelumnya.

******

Siang itu setelah jam pelajaran sekolah usai, ibu Syaf selaku kepala sekolah mengadakan rapat awal tahunan semua guru kelas, beliau memang selalu memastikan jalannya roda kegiatan sekolah diatas perencanaan yang baik. Status sekolah teladan yang di obsesikannya tak pernah pupus dalam benaknya, beliau menginginkan agar setiap guru juga disiplin dan memiliki visi pengajar dan pendidik yang baik.

Sebagaimana rapat-rapat umumnya, setiap guru memberikan masukan-masukan, setelah pak basirun selaku penanggung jawab kurikulum menyampaikan kebijakan Departemen Pendidikan dan kebudayaan terkait dengan sistem CBSA atau Cara Belajar Siswa Aktif, memang diminta agar setiap peserta didik tidak terlalu mengandalkan dominan peran guru. Ibu Syaf meminta para guru pelajaran untuk menyesuaikan dengan kebijakan baru tersebut.

Khusus untuk kelas 6, Ibu syaf memberikan penekanan khusus kepada pak Basirun yang juga sebagai guru wali kelas agar jangan sampai kegiatan-kegiatan pendukung membuat anak-anak kelas 6 tidak fokus dengan persiapan Ebtanas mendatang. Setelah mengevaluasi di sesi terakhir agenda lepas diluar itu,

“ Bulan ini, saya dengar anak- anak akan ikut kegiatan lomba tingkat  Pramuka?”, ungkap bu Syaf.

“ Benar bu, dua hari sabtu sampai minggu, kegiatannya minggu ini di daerah hutan karet kampung jati bu”, Pak Arif menjawab pertanyaan bu Syaf.

“Siapa guru pendampingnya”, Tanya bu Syaf kembali

“ Saya mendampingi regu putra dan ibu Sri mendampingi regu putri bu”, jawab pak Arif.

“Harapan saya sebagai Pembina mereka, agar bisa mengikuti seleksi lanjutannya, jika mereka bisa menang maka akan ikut lomba tingkat 2 tingkat kecamatan 6 bulan kedepan bu”, tambah pak Arif penuh semangat.

“ Sekalian saya juga melaporkan bu, bahwa dua minggu juga ada Porseni dan tuan rumahnya ditempatkan di SDN 003 tetangga kita”, imbuh pak Basirun dan ibu Syaf hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“ Semuanya sudah saya kordinasikan dengan bu Asma juga, terkait dengan peserta lomba dan seni, yang banyak kita ambil dari sebagian besar kelas 6 dan kelas 5, bagaimana bu Asma ?”, jelas pak Basirun.

“ Anak-anak tampak semangat bu, saya melihat mereka punya mimpi bisa menjadikan sekolah kita menjadi yang terbaik “, Ibu Asma melengkapi.

“Kalian tahu apa yang ada dalam benakku sekarang ?”, tiba-tiba bu Syaf bertanya dengan penuh penasaran. Pertanyaan tersebut tak di jawab semua guru yang hadir saat itu. Tak jeda beberapa lama kemudian bu Syaf kembali melanjutkan pembicaraannya disusul wajah para guru semuanya penuh penantian.

“ Kemarin ibu dipanggil menghadap ke kanwil , intinya yang ibu sampaikan adalah perihal mutasi ibu untuk menjadi kepala sekolah di SMPN 1 Tanjung pinang“,

“ Terus Ibu…..!”, tiba-tiba ibu Raidarwati memotong pembicaraan bu Syaf, seakan-akan tak percaya bahwa beliau akan di mutasi, beberapa guru termasuk pak Basirun yang juga senior di SD kami memperlihatkan wajah kecewanya.

“ Kami tidak terima bu, kalau perlu kita protes ke Dikbud di Tanjung Pinang”, ungkap bu Asma berapi-api. Suasana rapat menjadi sedikit gaduh saat itu, kemudian Ibu Syaf menenangkan mereka semua.

“ Sabar,,,,sabar dulu, Ibupun saat itu sudah minta agar bisa pensiun mengajar di SDN 006 saja, tapi akhirnya setelah ibu berdiskusi dengan kepala kanwil tetap saja ibu harus dimutasi,  namun akhirnya Ibu diberi kesempatan menyelesaikan tugas  sampai  tahun ajaran ini berakhir, yah mungkin kesempatan terakhir tahun ajaran ini ibu bersama kalian dan  ingin mengakhirinya dengan prestasi yang baik untuk sekolah kita”. Ungkap bu Syaf kepada semuanya, tampak beberapa guru perempuan menitikkan airmatanya, ternyata bagi mereka Ibu syaf bukan hanya sebagai seorang guru saja, apalagi bu Asma yang juga pernah merasakan menjadi muridnya bu Syaf di SD sungai enam saat awal bu Syaf bertugas disana.

“Cukup hal ini kalian saja yang mengetahuinya, karena ibu tak ingin kalian semua terganggu dengan kabar ini, Ibu yakin sejak bersama kalian sekolah kita menuju yang terbaik”, ungkap bu Syaf.

Rapat para guru kali itu menyisakan kesedihan tersendiri bagi guru lainnya, beberapa guru perempuan segera memeluk Ibu Syaf setelah rapat usai, tampak begitu hangat, kendati itu belum sebenarnya terjadi namun informasi yang di sampaikan bu Syaf seakan-akan mereka sudah akan kehilangan kepala sekolah, seorang guru yang tegas dan disiplin dalam mengajar.

*******

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img