spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengulik Bank Jelantah, Inovasi RT 20 Kelurahan Gunung Elai

BONTANG – Pria berkaos hitam itu bolak balik mengangkat jerigen kuning dan hitam. Rambut panjangnya terikat, keringat mengucur deras di wajahnya. Satu demi satu dipindahkannya. Dari pelataran sebuah bangunan yang hanya berjarak 2 langkah kaki pria dewasa. Menuju bak mobil pick up berwarna putih. Barisan jerigen-jerigen itu tersusun rapi di atas bak mobil.

Pria berkaos kuning tampak mengawasi di sebelahnya. Mengenakan kaos tangan putih, ia sesekali membantu menjinjing jerigen. Di belakang keduanya berdiri bangunan mirip pendopo. Kecil, sekira 3×3 meter luasnya. Temboknya setinggi pinggang orang dewasa. Gunungan botol-botol plastik menumpuk di dalam bangunan itu. Papan bertuliskan “Bank Sampah Saber” menggantung di bawah atap bagian depan bangunan.

“Ini minyak jelantah mas. Limbah minyak goreng yang kami kumpulkan,” ucap Syahril, pria berkaos kuning itu menjawab pertanyaan wartawan Radarbontang.com (jaringan mediakaltim.com) yang datang mewawancarai.

“Setelah dikumpulkan minyak jelantah ini kami jual ke Samarinda untuk didaur ulang,” katanya menambahkan.

Syahril adalah Ketua RT 20, Kelurahan Gunung Elai. Ia yang menginisiasi lahirnya bank jelantah, yang merupakan unit link dari bank sampah saber. Dimana kegiatan bank jelantah ini adalah pengumpulan dan penjualan minyak jelantah.

BACA JUGA :  KPU Bontang Infokan Visi Misi Empat Bapaslon, Ketua KPU : Publik Juga Perlu Tahu

Awalnya bank sampah saber ini mengumpulkan sampah plastik semacam botol-botol plastik air mineral. Berjalannya waktu melebar ke minyak jelantah.

“Ini inovasi kami di bank sampah saber. Hasil dari pengamatan di lingkungan sekitar,” imbuhnya sembari sesekali membantu pria berkaos hitam itu mengangkat jerigen ke atas bak mobil.

Dijelaskan Syahril, di Bontang, pengumpulan minyak jelantah yang terkoordinir oleh bank sampah hanya di RT 20 Kelurahan Gunung Elai yang melakukannya. Selebihnya hanya individu-individu saja.

Minyak jelantah merupakan minyak limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti minyak sayur, minyak sawit, minyak jagung dan lain sebagainya.

Minyak ini merupakan bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Umumnya sering digunakan kembali untuk kebutuhan kuliner. Namun bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah ini berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

Selain berbahaya bagi kesehatan tubuh, limbah minyak jelantah juga dapat merusak lingkungan. Merusak tanah karena menutup pori-pori tanah dan juga mencemari air.

“Minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi bahan bakar biodiesel,” katanya.

BACA JUGA :  Komisi II Minta MPP Dibuat Nyaman dan Lengkapi Fasilitas

Dari hasil pengamatannya itu, sejak Agustus 2021 pihaknya memutuskan membuka unit baru dari bank sampah saber, yaitu bank jelantah.

“Kami beli minyak jelantah per liternya sekira Rp 3 ribu. Harga bisa berubah tergantung kondisi,” bebernya menjelaskan.

Syahril menegaskan, tujuan utama bank jelantah ialah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Karenanya, dirinya terus mensosialisasikan bank jelantah di media sosial. Berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan berbahayanya limbah minyak jelantah.

“Lebih baik didaur ulang jadi bermanfaat daripada merusak lingkungan,” pungkasnya. (al)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img