spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lewat Program PKW Tekun Tenun dan Kriya, Dorong Generasi Muda Jadi Wirausaha

JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus memperluas upaya untuk mencetak wirausaha muda di Indonesia melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya.

Program yang diluncurkan sejak tahun 2020 ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan dan mengangkat kearifan lokal.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menjelaskan bahwa PKW Tekun Tenun dan Kriya merupakan salah satu inisiatif unggulan Direktorat Kursus dan Pelatihan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Program ini juga menjadi bagian dari kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), yang bertujuan untuk mendorong perkembangan ekonomi kreatif di berbagai daerah di Indonesia.

“Setidaknya ada dua dampak penting dari PKW. Pertama, melahirkan wirausaha muda yang sukses, tidak hanya dalam menghasilkan uang, tetapi juga dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Kedua, program ini mengangkat kebanggaan terhadap budaya lokal, dengan menghasilkan karya-karya berkualitas yang memberikan dampak ekonomi bagi daerah asalnya,” ujar Tatang dalam acara gelar wicara dengan tajuk “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” Pameran Kriyanusa 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (31/8/2024).

Lebih lanjut Tatang menuturkan, program PKW terbuka bagi masyarakat berusia 15 –  25 tahun yang tidak sedang bersekolah. Peserta akan mendapatkan pelatihan intensif selama satu bulan, yang dirancang untuk membangkitkan semangat dan potensi mereka dalam berwirausaha.

Dalam Pameran Kriyanusa 2024, Kemendikbudristek juga menampilkan stan khusus yang berisi karya para lulusan PKW dari tahun 2021 hingga 2023, termasuk produk tenun dari berbagai daerah di Indonesia.

Gelar Wicara menghadirkan empat narasumber, yaitu Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin; Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang; Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Maria Devita; dan desainer muda, pengusaha, sekaligus pemengaruh (influencer), Ariy Arka.

ementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang, mengungkapkan apresiasinya terhadap program ini. Menurutnya, PKW telah memberikan dampak positif bagi generasi muda di Kabupaten Samosir, terutama dalam bidang tenun.

“PKW memberi kesempatan kepada pemuda di Kabupaten Samosir untuk mempelajari keterampilan menenun tanpa biaya. Mereka juga difasilitasi dengan alat tenun yang disediakan. Program ini tidak hanya memberikan bekal keterampilan, tetapi juga membuka peluang pasar, bahkan hingga ke luar Pulau Sumatera,” kata Rohana.

Rohana menambahkan, beberapa lulusan PKW dari Kabupaten Samosir telah berhasil menjual produk mereka ke berbagai daerah di Pulau Jawa, dengan memanfaatkan media digital seperti WhatsApp dan Instagram. Pemerintah Kabupaten Samosir pun terus mendampingi para peserta dan lulusan PKW untuk membantu mereka menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usaha mereka.

Kemendikbudristek berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk bergabung dengan program PKW ke depannya, sehingga tercipta lebih banyak wirausaha muda yang tangguh dan inspiratif di seluruh Indonesia.

Dalam gelar wicara, ditampilkan salah satu tenun karya Maria Devita yang bermotif Nagalam sepanjang empat meter. Devita menuturkan, kain tenun tersebut dibuatnya selama satu minggu dan motif Nagalam tersebut merupakan salah satu cerita kearifan lokal yang diangkat dari daerahnya.

“Selama melakukan wirausaha bertenun, puji syukur penjualan kain tenun saya sudah sampai ke luar NTT. Hal itu saya bisa lakukan karena selain di media WhatsApps, saya juga mempromosikan kain tenun saya di media Facebook. Serta berharap PKW ke depannya jauh lebih lagi,” tutur Devita.

Sementara itu, Desainer Muda Ariy Arka, mengapresiasi program PKW Tekun Tenun. Ia berharap program ini dapat terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. Sebagai desainer muda, pengusaha muda, dan pemengaruh, menurutnya penggalian keterampilan sangat dibutuhkan generasi muda untuk memantik dan menghasilkan ide membuka sebuah wirausaha.

“Kehadiran PKW diharapkan membuat para generasi muda siap terjun lapangan atau dunia industri dan membuat mereka menjadi wirausaha yang siap tempur,” ungkap Ariy.

Ia menambahkan, sepak terjangnya menjadi desainer muda juga terinspirasi dari desain tenun Nusantara. Sebagai anak bangsa, ia ingin membawa dan mempromosikan budaya Indonesia melalui tenun Nusantara ke level internasional.

“Menghasilkan karya yang baik juga dipengaruhi bagaimana kita juga harus mampu membaca keinginan pasar dan membuat inovasi dari karya yang dihasilkan sehingga publik dapat melihat, menilai, dan berkeinginan untuk menggunakan hasil karya yang kita hasilkan,” kata Ariy.

Ia berharap, ke depannya para desainer muda terus menghasilkan karya yang bukan hanya berorientasi pada pendapatan, namun juga mengangkat budaya tenun Nusantara.

“Jangan pernah takut untuk melakukan sesuatu, teruslah bergerak untuk berkarya dan terus memberikan dampak positif. Semoga ke depannya PKW terus melahirkan banyak fashion designer muda yang membawa budaya Indonesia tampil di kancah internasional. Selain itu, kehadiran wirausaha muda diharapkan dapat menginspirasi wirausaha lainnya untuk terus konsisten berkarya dan membuat kemajuan bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Ariy.

Pewarta : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti