SAMARINDA – Konser Sheila on 7 yang baru-baru ini digelar di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tidak hanya menghibur ribuan penggemar musik, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut.
Konser yang bertajuk “Tunggu Aku di” sukses digelar di Samarinda pekan lalu, dihadiri sekitar 20.000 orang.
Di balik kesuksesan penampilan Sheila on 7, perputaran ekonomi juga terjadi secara besar. Ahmad Syarif, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, mengungkapkan bahwa perputaran uang yang dihasilkan dari acara ini mencapai angka yang mengesankan.
Menurutnya, perputaran uang dari berbagai aspek seperti penjualan tiket, parkir, jasa penyelenggara acara (IO), iklan, percetakan, transportasi, telekomunikasi, hingga industri makanan dan minuman, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), diperkirakan mencapai Rp 25 miliar.”Potensi perputaran uang ini bisa sampai Rp 20 hingga 25 miliar, jumlah yang cukup besar untuk daerah kita,” ujar Syarif.
Selain dampak langsung dari perputaran uang, konser ini juga memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah.
Dengan pajak hiburan sebesar 10 persen dari penjualan tiket, diperkirakan Pemkot Kaltim dapat meraih pendapatan sekitar Rp500 –Â 600 juta. “Jumlah ini lumayan untuk menambah PAD kita,” tambah Syarif.
Secara keseluruhan, konser Sheila on 7 telah menunjukkan betapa besar dampak positif yang bisa dihasilkan dari acara hiburan bagi perekonomian daerah. Dengan strategi yang tepat, potensi ini bisa terus dimaksimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kaltim.
Lebih lanjut, Syarif juga menyoroti potensi lebih besar jika Kaltim mampu mengundang band internasional terkenal.
“Jika kita bisa mendatangkan artis internasional dengan reputasi yang baik seperti Taylor Swift, perputaran ekonominya bisa mencapai 4 hingga 5 kali lipat dari band lokal, yakni sekitar Rp125 – 150 miliar,” jelasnya.
Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R
