spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pilwali Balikpapan Mandek?

Catatan Rizal Effendi

PETA calon Pilwali Balikpapan 2024 terasa agak mandek. Bakal calon yang menantang petahana, Wali Kota Rahmad Mas’ud (RM) agak lambat berproses. Ada kesan agak mandek. Jadi sampai sekarang belum jelas pasangan mana yang bakal jadi penantang.

Beberapa nama yang cukup intensif bergerak memang ada. Di antaranya M Sa’bani (mantan Sekprov Kaltim), drg Syukri Wahid (mantan anggota DPRD Balikpapan), Bagus Susetyo (ketua Fraksi Gerindra DPRD Kaltim), Syaima Alaydrus (putri bupati Kota Baru) dan Hj Nurliah Kadir (ketua LPM Manggar Baru).

Kelima nama ini rajin melakukan sosialisasi dan silaturahim. Baik kepada sejumlah partai maupun tokoh masyarakat. Balihonya juga banyak dipasang di berbagai sudut kota.

Selain itu, ada nama Haji Ahmad Basir (HAB), ketua Nasdem Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle (wakil ketua DPRD Balikpapan), Yaser Arafat (ketua Kadin), Dr Rendi Ismail (ketua Yayasan Uniba),  Hj Wahidah (anggota DPRD dari PKS), Eddy Tarmo (anggota DPRD Kaltim) dan beberapa nama lainnya.

Hasil perolehan kursi DPRD Balikpapan, hanya Golkar yang bisa mengusung langsung.  Partai berlambang pohon beringin ini meraup 16 kursi, lebih dari 9 yang dipersyaratkan. Partai lainnya harus koalisi, mulai NasDem (7), Gerindra (6), PDIP (4), PKB (4), PKS (3), PPP (2), Hanura (2), serta Partai Demokrat (1).

Meski partai sudah cukup,  RM masih mendaftar di beberapa partai. Sehingga ada yang menduga, RM punya rencana ingin mengulang Pilwali 2020. Meraup semua partai dan lawannya “Kotak Kosong.” Tapi ada juga yang memperkirakan dia lebih condong menciptakan calon boneka.

Tapi siapa yang menjadi pendamping RM, sampai sekarang juga belum ada tanda-tanda mengerucut. Nama yang beredar seperti ditulis sebelumnya adalah Abdulloh (ketua DPRD Balikpapan), Muhaimin (sekretaris Kota), Heru Bambang (mantan Wawali) dan Risti Utami Dewi Nataris (istri almarhumah Thohari Aziz) serta Sabaruddin Panrecalle (wakil ketua DPRD Balikpapan).

Kabarnya RM baru menentukan wakilnya setelah pulang haji dan rapat keluarga. Bocoran dari timnya juga belum ada informasi yang sudah A1. Tapi kali ini pertimbangannya lebih ringan, karena siapapun orangnya tidak akan menjadi pesaing RM di kemudian hari. Karena RM memasuki masa jabatan yang kedua atau terakhir.

Banyak pihak melihat RM sangat berpeluang mempertahankan jabatannya. Punya kemampuan logistik dan jaringan yang kuat. Di tengah kesuksesannya menjadi tuan rumah Rakernas Apeksi, ada juga yang tergelitik dengan ucapan Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono.

Ketua DPC PDIP Balikpapan itu menyinggung biaya Rakernas Rp16 miliar yang diambil dari APBD Balikpapan, yang dia kaitkan dengan kelangkaan air yang dirasakan warga kota. Tapi ada juga yang menyindir Budiono karena dia ikut meloloskan anggaran tersebut ketika dilakukan pembahasan di Dewan.

Ketika meresmikan Bendungan Sepaku Semoi di Kawasan IKN, Selasa (4/6) yang mempunyai daya tampung 16 juta meter kubik air, Presiden Jokowi ada menyinggung sebagian airnya, tidak saja untuk IKN, tetapi ada juga dikirim ke Balikpapan.

MENUNGGU KURSI NASDEM

Nama dan baliho Ketua NasDem HAB belakangan lebih banyak beredar di Penajam Paser Utara (PPU). Sepertinya dia memberi isyarat lebih condong maju di Pilbup PPU. Dia akan menjadi pendamping mantan bupati PPU, Hamdam Pongrewa.

Hamdam yang sebelumnya wakil bupati akhirnya ditetapkan sebagai bupati PPU, akhir Desember 2022, menyusul  kasus yang mengadang sang bupati, Abdul Gafur Mas’ud (AGM). Hamdam, tokoh kelahiran Palopo, Sulsel, dikenal sebagai bupati yang lurus dan bersahaja.

Jika HAB ke PPU, siapa yang mengambil 7 kursi NasDem di Balikpapan?  Secara resmi masih menunggu proses yang berlangsung di DPP NasDem. Kabarnya sejumlah nama akan dipanggil ke Jakarta untuk mengetahui kapasitas dan tingkat kepopuleran mereka masing-masing.

Nama-nama seperti Sa’bani, Syukri Wahid, Bagus Susetyo, Yaser Arafat dan Syaima sangat mungkin merebutnya. DPP NasDem akan melakukan seleksi seobjektif mungkin. Apalagi partai ini  dikenal sebagai partai tanpa mahar.

NasDem ada kemungkinan melakukan survei. Hasil survei menjadi salah satu pertimbangan bagi DPP untuk menentukan siapa calon yang paling diunggulkan. Tidak saja calon internal, tetapi juga calon dari luar.

Ada bisikan sayup-sayup yang menyebutkan bisa saja terjadi kejutan.  Kursi NasDem direbut RM. Melalui pendekatan DPP Golkar dan Airlangga bisa saja Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh jadi cair. Meski RM tidak mendaftar di NasDem Balikpapan.

Syaima bersama orang tuanya, Bupati Kotabaru, Kalsel, H Sayed Jafar Al-Idrus terus bergerak. Di tengah kesibukannya merayakan HUT ke-74 Kotabaru, Sayed Jafar masih sempat berhubungan dengan sejumlah partai. Bahkan dia mengundang beberapa nama datang ke Kotabaru untuk menjajaki kemungkinan berpasangan dengan Syaima.

Saya dengar yang sempat datang ke sana adalah Syukri Wahid. Dia politisi Partai Gelora, yang pernah duduk sebagai anggota DPRD Balikpapan dari Fraksi PKS. Syukri sangat berpengalaman dan namanya sempat masuk bursa pada Pilwali-Pilwali sebelumnya.

Meskipun masih muda, nama Syaima cepat dikenal publik karena kapasitas dan kepopuleran ayahnya. Sayed Jafar.  Meski kelahiran Kotabaru,  dia dikenal sebagai warga  Kampung Baru, Balikpapan Barat sampai sekarang.

Sayed Jafar sebentar lagi mengakhiri masa tugasnya yang kedua sebagai bupati Kotabaru. Karena itu dia mendorong istrinya, Hj Fatma Idiana untuk mengikuti Pilbup Kotabaru 2024. Selain juga mendorong putri sulungnya, Syaima mengikuti Pilwali Balikpapan.

Sementara itu, Bagus Susetyo mengklaim kursi Partai Gerindra kemungkinan besar diberikan kepada dirinya. Dia lagi menunggu keputusan dari Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto, yang juga adalah calon presiden terpilih.

“Mohon doanya, saya lagi berjuang untuk mendapatkan kepercayaan dari DPP,” kata Bagus, yang juga adalah ketua DPD REI Kaltim. Organisasi yang mewadahi para pengembang perumahan dan real estate.

Bagus adalah alumnus Fakultas Teknik Sipil UGM, yang kaya pengalaman. Sebelum terjun ke dunia politik, dia pernah bekerja di Jakarta, Madiun Jatim, Banjarmasin, Tarakan, Bengkulu sampai Bontang dan Samarinda.

Nurliah Kadir (NK) gigih juga mencari peluang. Balihonya terpasang di mana-mana dengan tagline “Si Cahaya dari Timur” dan “Istri Nelayan.” Suaminya, Syamsu Alam yang akrab dipanggil Anchu, adalah tokoh yang kerap menggalang nelayan di Pantai Manggar.

Menurut Anchu, istrinya punya semangat untuk membangun Balikpapan. Dalam Pileg 2024, Nurliah adalah caleg Golkar dari Balikpapan Timur.  Sekarang dia mendaftar di PKS, NasDem dan Demokrat. “Pilihannya calon wakil wali kota, tapi tidak tertutup kemungkinan lebih dari itu,” jelasnya.

Saya tidak mengikuti ada beberapa nama yang sempat muncul di media sosial. Di antaranya Mayasusi Likovitasari dan Joy Nashar. Mayasusi katanya mengincar kursi cawawali Balikpapan. Dia seorang notaris. Tapi saya tidak tahu dia mendaftar di mana.

Joy Nashar juga bikin sensasi. Ada salah satu foto sosialisasinya tampil dengan Marissa Haque (61), artis tahun 80-an kelahiran Balikpapan. Dia istri roker Ikang Fawzi. Dia juga politisi dan mantan anggota DPR.  Rasanya sudah bergelar profesor. Marissa mengajar di Universitas Trisakti dan Indonesia Banking School.

Belakangan Joy dan Mayasusi mendaftar di jalur perseorangan atau independen. Tapi kabarnya ditolak KPU karena tidak mencukupi persyaratan.  Menarik juga semangat Joy Nashar, pemilik STMIK Borneo Internasional Balikpapan ini. Bikin kita jadi penasaran ke mana nyasarnya. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti