BONTANG – Pandemi virus corona Covid-19, benar-benar membuat metode pendidikan di Indonesia berubah. Di Bontang, hampir seluruh sekolah sejak Senin (20/7/2020) telah menerapkan proses belajar mengajar dengan metode dalam jaringan (daring) atau online.
Pembelajaran dengan sistem online ini rupanya menjadi pro dan kontra para orangtua. Ada orang tua atau ‘emak-emak’ yang mengeluhkan. Di sisi lain, emak-emak menilai belajar di rumah lebih aman karena kondisi pandemi covid.
Mereka mengeluh belajar online di rumah dianggap merepotkan dan ribet. Orang tua juga merasa kewalahan, sementara proses belajar mengajar dinilai kurang efektif karena tidak adanya pemahaman mendalam. “Bikin repot orangtua. Saya kan mesti kerja, nggak bisa juga ngawasi tiap hari. Terus kita mikirkan internetnya juga. Biaya lagi,” keluh Setyowati, warga Bontang.
Senada disampaikan, Sulastri, orangtua siswa SD. Dirinya, harus ikut sibuk menyiapkan perangkat untuk belajar online. Mulai ketersediaan paket data sampai penggunaan laptop. “Secara psikologi anak seusia itu, masih perlu pendidikan langsung dari gurunya. Harus dipikirkan ini!” keluhnya.
Sementara itu, banyak juga orangtua yang menilai, justru cara paling aman sekarang untuk menghidari wabah covid bagi anak-anak adalah dengan belajar online di rumah. Wati, warga Kelurahan Gunung Elai, mengatakan, tidak ada alasan bagi orangtua sebenarnya untuk mengeluh.
Apalagi alasannya tidak bisa kerja atau cari uang lantaran harus menjaga anak di rumah karena belajar online. “Toh tugas dikerjakan malam hari. Menonton video juga bisa disesuaikan daripada memaksakan masuk sekolah dalam kondisi yang belum pasti bebas covid 19,” ucapnya. “Kita ambil sisi positif saja dari keadaan ini, karena kita bisa semakin mendekatkan diri dengan anak-anak,” tambahnya.
Sementara salahsatu guru SD di Bontang Utara mengatakan, orangtua seharusnya bisa mengatur waktu pembelajaran untuk anak. Sebab, pembelajaran mengerjakan dan mengumpulkan tugas antara pukul 08.00 sampai 21.00 Wita. “Jika berhalangan, bisa konformasi ke wali kelas atau bidang studi,” tegasnya.
Di media sosial, pro dan kontra orangtua terhadap proses belajar mengajar sistem online juga viral. Berikut komentar orangtua yang dihimpun MEDIAKALTIM.com dari media sosial:
ORANGTUA YANG MENGELUH
- Stop pembelajaran jarak jauh/ online untuk Pendidikan Dasar, khususnya di Sekolah Dasar @DPR_RI @ DPDRI !!! Secara psikologi anak2 seusia tersebut masih memerlukan pendidikan langsung dari gurunya. Inyong selaku ortu murid keberatan dg sistem pembelajaran online!! Cabut segera!,” tulis pemilik akun @@Glagah_panuntun.
- Sementara di rumah kami sbg ortu selalu direpotkan dg pekerjaan rumah, kebutuhan sehari-hari lagi masih direpotkan dg mengajarkan materi yg ada di buku tema kpd anak yg notabene itu bukan kapasitas kami … karena memang itu melampaui kemampuan kami.
- Kepada yth: bpk2 pemimpin diseluruh daerah dan pusat. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
- Saya mewakili wali murid dari seluruh Indonesia, Insyaa Allah satu suara … Tolong dg sangat “BUKA KEMBALI SEKOLAH UTK ANAK2 KAMI”. Kami tidak semuanya paham dan mengerti cara belajar online, kami tidak selalu memiliki uang utk membeli paket data.
- Apakah ini yang namanya SOLUSI … ???? ,, Bapak / Ibu pemimpin yg menghargai … tolong ingat lagi kebijakan yg kamu ambil. Aktifitas kami dibatasi dg ancaman covid, sementara beratnya beban hidup kami seolah tak kalian peduli.
ORANGTUA MENILAI LEBIH AMAN DI RUMAH
- Belajar menerima kenyataan…….. karena pandemi covid. Ya memang merpotkan, tapi jauh lbh baik, drpd beljr di sekolah dalam kondisi sekarang
- Ya, beda seklah beda peraturan..menentukan jam mengumpulkan tugas. Ini seharusnya bisa disampaikan ke sekolah….atau guru, supaya bisa dikondisikan jadwalnya.
- Untuk smeentara,,,yang bisa dilakukan selama pandemi, ya belajar sistem online. Orangtua tidak khawatir. Kita ambil himahnya, semuanya….(red)