SAMARINDA – Pasangan Yuda Almerio dan Muh Arsyad Mustar terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris AJI Samarinda periode 2024-2027. Keduanya terpilih dalam Konferensi Kota (Konferta) II AJI Samarinda yang digelar di Zoom Hotel Samarinda, Minggu (7/7/2024) sore.
Yuda-Arsyad menggantikan duet pasangan ketua dan sekretaris periode sebelumnya, Noffiyatul C dan Fitri Wahyuningsih.
Diketahui, Yuda Almerio adalah kontributor CNNIndonesia.com di Kalimantan Timur, sementara Arsyad Mustar merupakan Pemimpin Redaksi (Pemred) media siber yang berbasis di Bontang, Longtime.id.
Pasangan Yuda-Arsyad terpilih secara aklamasi dalam Konferta luring perdana bagi AJI Samarinda ini. Dalam kegiatan yang juga dirangkai dengan pra-konferta pada Sabtu (6/7/2024) ini, turut dihadiri Ketua Bidang Organisasi AJI Indonesia, Ramond Epu.
Usai ditetapkan sebagai ketua terpilih, Yuda Almerio mengucapkan terima kasih dan merasa terhormat atas kepercayaan anggota yang diberikan. Menurutnya, banyak anggota juga layak dan potensial mengemban tanggung jawab besar ini.
“Sebenarnya banyak teman-teman layak menjadi ketua. Tapi untuk kepercayaan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih,” sebut Yuda usai terpilih sebagai ketua.
Yuda berharap, di bawah kepengurusannya, seluruh anggota turut mendukung dan aktif terlibat dalam kegiatan organisasi. Anggota, sebutnya, menjadi denyut nadi organisasi.
“Kami berharap kawan-kawan ikut membantu kami dalam menjalankan roda organisasi,” tegas mantan Koordinator Divisi Pendidikan AJI Samarinda.
Sekretaris AJI Samarinda terpilih, Muh Arsyad Mustar mengatakan dirinya merasa terhormat atas kepercayaan diberikan. Menurutnya ini adalah amanah besar, sebisa mungkin ia menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
“Terima kasih kawan-kawan atas amanah yang diberikan. Mari sama-sama membesarkan nama AJI melalui program yang nantinya disusun kepengurusan baru,” katanya.
Sementara itu, koordinator Divisi Organisasi AJI Indonesia, Ramond Epu, menyampaikan pesan dari Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia. Ramond katakan, tantangan ke depan tidak akan mudah bagi AJI. Pasalnya, indeks demokrasi Indonesia tengah turun. Belum lagi track record pemimpin terpilih cukup buruk terhadap media massa.
Dia juga menggaris bawahi terkait kondisi kebebasan pers di Indonesia. Kekerasan terhadap jurnalis masih kerap terjadi. Dan teranyar, pembakaran rumah yang menyebabkan jurnalis dan keluarganya di Karo, Sumatera Utara, meninggal dunia.
“Tapi jangan takut. Semua harus kompak dan membangun kekuatan bersama,” ujarnya.
Terakhir, dia menegaskan bahwa anggota AJI mesti saling mengingatkan dan benar-benar menjaga nilai-nilai ke-AJI-an. Seperti menjaga independensi. Jangan sampai ada anggota AJI terlibat dalam politik praktis atau ikut-ikutan menjadi timses dalam Pilkada.
“Jangan sampai ngomong independensi, etika, tapi di lapangan anggota justru tidak seperti itu. Jadikan AJI dan nilai-nilai ke-AJI-an ini pembeda dari organisasi lain,” tandasnya. (*/rls)
Pewarta : Yahya
Editor : Nicha R