Beranda SAMARINDA Yadi Sofyan Noor, Orang Kaltim Pertama Jabat Ketum KTNA

Yadi Sofyan Noor, Orang Kaltim Pertama Jabat Ketum KTNA

0
Yadi Sofyan Noor, Orang Kaltim Pertama Jabat Ketum KTNA

Deru mesin amat kencang terdengar ketika kaki Yadi Sofyan Noor memasuki area pabrik rice mining unit atau RMU. Setelah mengelilingi fasilitas pertanian di Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, tersebut, Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) ini tersenyum puas. Baru kali ini ia menemukan pabrik penggilingan padi dimiliki secara mandiri oleh pemerintah desa.

Pada Kamis, 2 Desember 2021, Sofyan yang didampingi Pemkab Kukar mengunjungi RMU yang dikelola Badan Usaha Milik Desa Sumber Purnama. Setelah mendengarkan penjelasan dari direktur Bumdes, Sofyan segera berbicara. Menurutnya, inovasi dari Desa Loh Sumber ini merupakan inspirasi yang luar biasa. Inovasi ini akan dimasukkan ke program KTNA nasional agar bisa dicontoh daerah lain. “Bila alat-alatnya dibeli dari perusahaan swasta, harganya bisa Rp 1 miliar per unit. Berbeda dengan di sini. Saya salut dengan yang dilakukan teman-teman di sini,” terangnya.

Sebelumnya, Sudarmadji selaku pimpinan Bumdes menjelaskan kepada Sofyan, pendanaan RMU diperoleh dari skema kerja sama dengan sebuah bank milik negara. Mesin RMU didesain Bumdes. Perakitannya pun demikian sehingga pengadaannya bisa lebih murah. Bumdes tidak sendirian mendirikan RMU karena bekerja sama dengan ahli pertanian dan sejumlah perguruan tinggi di Kaltim.

Kehadiran mesin penggilingan ini akhirnya meningkatkan pendapatan asli desa. Bumdes menjual beras olahan dari RMU. Bahan bakunya dibeli dari gabah petani lokal. Sofyan yang mendengar penjelasan itu jelas bahagia. Inovasi ini ditemukan di tanah kelahirannya, Kaltim.

Kunjungan ketua umum KTNA ini ke Kutai Kartanegara memang ibarat pulang kampung. Sofyan adalah orang pertama dari Kaltim yang dipercaya memimpin organisasi sebesar KTNA. Organisasi independen ini memiliki 242 ribu pengurus di seluruh Indonesia. Hampir seluruh ketua kelompok tani dan nelayan di penjuru tanah air adalah anggotanya.

KTNA berdiri pada 23 September 1971 di Cihea, Jawa Barat. Tugas organisasi adalah menjembatani komunitas petani dan nelayan dengan pemerintah dalam kebijakan pengembangan ekonomi nasional. KTNA juga memperjuangkan aspirasi, kepemilikan lahan, dan posisi tawar petani serta nelayan, sebagaimana dikutip dari buku berjudul Sepintas Kelompok KTNA (2021).

Yadi Sofyan Noor bukan orang baru di sektor pertanian. Ia sudah runtang-runtung di dunia tersebut sejak 1991. Lagi pula, Sofyan adalah lulusan Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda, dari angkatan 1986. Pernah menjadi wakil ketua Senat Mahasiswa, ia kemudian berkebun cabai dan tomat setelah lulus kuliah.

“Saya memang ingin jadi petani sejak kuliah. Saya tidak bercita-cita menjadi PNS. Perasaan saya saja barangkali, saya ini tidak cocok diperintah-perintah,” kelakar anak kedua dari delapan bersaudara ini kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com.

Pilihan hidup Sofyan berbeda dari beberapa saudaranya yang meniti karier birokrat. Salah duanya adalah Yadi Sabian Noor yang pernah menjabat kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Kaltim dan Yadi Robyan Noor yang kini kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim.

Sofyan berbeda. Ia merintis karier sebagai petani dari lahan seluas 500 meter persegi milik keluarga di Sempaja Utara, Samarinda. Pada 1991, Sofyan mulai berdagang alat-alat pertanian. Karakternya yang ulet dan mudah bergaul membawanya dipercaya sebagai ketua kelompok petani muda.

Karier organisasi Sofyan mulai terlihat ketika mengikuti sebuah pertemuan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Jalan PM Noor, Sempaja, pada pertengahan dekade 1990-an. Sofyan terpilih sebagai ketua KTNA Kaltim waktu itu.

“Tidak sengaja terpilih karena awalnya cuma disuruh ikut rapat. Sekalinya, saya diangkat menjadi ketua. Ya, sudahlah. Saya ngikut saja,” kenangnya.

Berawal dari situ, Sofyan terus dipercaya oleh banyak komunitas. Hingga 2010, ia telah mengikuti delapan organisasi di bidang pertanian. Mulai ketua harian KTNA Kaltim, anggota Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestida, hingga sekretaris umum KTNA selama dua periode. Puncaknya pada 23 September 2021, Sofyan terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum KTNA. Dia pun menjadi orang Kaltim pertama yang menakhodai organisasi besar ini.

KTNA, kata Sofyan, akan mengawal visi pemerintah mewujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia pada 2045. Lima daerah diprioritaskan sebagai lumbung pangan yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Sementara untuk Kaltim, ia menjelaskan, potensi Kaltim adalah budi daya tanaman kebun atau hortikultura seperti karet, kakao, lada, dan kelapa sawit. Kaltim berpeluang sebagai pusat hortikultura di Indonesia. “Lahannya cocok. Hampir semua buah-buahan bisa ditanam di Kaltim,” ucapnya.

Untuk mencapainya, Sofyan menjelaskan, Kaltim perlu menyusun blueprint atau rencana besar pengembangan hortikultura. Apabila setiap kabupaten/kota sudah memiliki rencana pengembangan masing-masing, mudah bersinergi untuk merealisasikan rencana besar tersebut.

“Jadi ada keistimewaan semisal di PPU menanam apa, Balikpapan menanam apa. Nah, saya juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan Kaltim. Mudah-mudahan terealisasi,” tutupnya. (kk)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version