UJOH BILANG– Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh mengajak Dewan Adat Dayak Wilayah Mahakam Ulu (DADWMU) mendukung program ketahanan pangan yang sedang diintensifkan Pemkab Mahulu. Selama dua tahun terakhir, pemkab menggenjot pola pertanian ladang padi berbasis kearifan lokal dengan sentuhan teknologi modern. Ada cita-cita besar, kabupaten berjuluk Urip Kerimaan ini, ingin mampu mencukupi kebutuhan beras dari hasil petani lokal. Tak tergantung luar daerah.
“Saya harap DAD Mahulu membantu mengatur kalender tanam padi kita. Karena banyak tradisi yang harus dilestarikan dalam satu siklus kalender cocok tanam,” pesan Bupati Bonifasius, di hadapan puluhan pengurus adat kampung, kecamatan dan kabupaten yang menghadiri Musyawarah Adat ke-III DAD Mahulu di Kampung, Batu Majang, Kamis, 15 Desember 2022.
Pola perladangan Etnis Dayak di Mahulu, biasanya menggunakan sistem ladang berpindah. Secara umum, para tetua adat akan bermusyawarah menentukan kapan waktu yang tepat membuka lahan, menuggal, menanam, panen dan ritual lainnya.
Penentuan waktu tanam itu biasanya dibuat kalender tanam. Sedangkan tata cara ritual bercocok tanam juga sudah diatur di masing-masing sub suku Etnis Dayak di Mahulu.
Bonifasius yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu ini berkeyakinan, penyusunan kalender beserta ritual dan aturan adat bercocok tanam tradisional bermakna baik demi kesejahteraan.
“Karena ini tradisi kita, kita harus atur dengan baik agar tradisi ini terjaga,” harap Bupati Bonifasius yang juga berladang padi gunung seperti mayoritas warga Mahulu lainnya ini.
Oleh karena itu, ia mengajak pengurus DAD Mahakam Ulu terpilih membantu pemerintah mengoordinasikan para pengurus lembaga adat di tingkat kecamatan dan kampung bermusyawarah menyusun kalender tanam di tahun mendatang.
“Kalender tanam ini yang akan menjadi pegangan kita setiap tahun memasuki musim bercocok tanam,” katanya. (adv)