BONTANG – Rombongan anggota Komisi III DPRD Bontang melakukan peninjauan langsung di Kelurahan Tanjung Laut, RT 29 dan RT 30, Kecamatan Bontang Selatan. Warga mengeluhkan jembatan nelayan yang telah lama beroperasi sejak tahun 1960-an semakin rusak berat.
Kamilan, salah satu warga setempat mengaku dengan kerusakan jembatan tersebut sudah memakan banyak korban. Sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas warga, bahkan telah merenggut nyawa salah satu warga sekitar.
“Bulan lalu warga kami, ada yang naik motor dan jatuh karena adanya beberapa lubang besar tersebut. Memang, warga kami memiliki riwayat penyakit, tapi ditambah kejadian tersebut akhirnya meninggal dunia,” jelasnya, Senin (11/12/2023) kemarin.
Ketua Komisi III DPRD Kota Bontang, Amir Tosina mengatakan memang kondisi jembatan tersebut sudah tidak layak pakai. Sehingga banyak kayu yang sudah sangat rapuh. Pejalan kaki pun berhati-hati, apalagi yang menggunakan kendaraan.
“Kita lihat langsung, dari segi keamanan saja memang sudah tidak aman, dan juga sudah banyak kayu-kayu lepas dan lobang-lobang. Ini sangat membahayan,” ucapnya.
Dirinya menegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang harus merombak total jembatan nelayan tersebut di tahun 2024 mendatang. Sehingga hal ini dibawa ke Musrenbang Kelurahan 2024 untuk dianggarkan pembangunannya.
Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Pengembangan Wilayah dari Dinas Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang, Noni Agatha menyampaikan akan menurunkan konsultan untuk mendiskusikan bentuk dari jembatan yang akan diperbaiki tersebut, untuk menindaklanjuti dari hasil sidak tersebut.
“Tolong nantinya para warga bisa saling mendukung saat musrenbang di Januari, ini jangan ditinggal harus diperjuangkan,” ungkapnya.
Karena itu, Pemkot Bontang telah mengalokasikan dana di setiap kelurahan yang ada. Bahkan di 2023 ini Rp 1 miliar satu kelurahan, maka dari itu, di tahun depan akan ada kenaikan lagi untuk alokasi dana per kelurahan.
Penulis: Dwi S
Editor: Nicha R
