Catatan Rizal Effendi
ALHAMDULILLAH alaa kulli haal launching buku saya bertajuk “Bukan Pak Wali Lagi,” di Kopi Rumah Mantan, malam tadi (Sabtu, 27/8) berlangsung sukses. Saya bahagia banget, maklum persis di hari ulang tahun saya yang ke -64. Ini buku pertama saya setelah tak jadi wali kota lagi. Makanya judulnya seperti itu dan karena itu pula tempat acaranya di Kopi Rumah Mantan, ya karena mantan wali kota.
Sengaja saya membuat buku setelah tak lagi aktif di pemerintahan. Saya memang tak berminat membuat buku sewaktu masih menjabat. Meski banyak yang mendorong saya untuk menulis. Saya bergeming, saya belum menulis, sebab saya tak ingin hal itu dianggap sebagai pencitraan. Apalagi sebagian buku-buku kepala daerah bukan ditulis sendiri. Tapi ada tim penulis bayangan.
Saya bersyukur hampir semua yang diundang bisa datang. Plt Bupati PPU Ir Hamdam Pongrewa sangat bersemangat hadir bersama Kepala Pusat Pengendali Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK), Dr Mini Farida. Ada juga anggota DPRD Kaltim Ir Muhammad Adam Sinte, Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono dan anggota Dewan Iwan Wahyudi, yang juga ketua PPP Balikpapan. Dari Demokrat juga datang Danni Mappa bersama sekretarisnya Mieke Henny.
Dari kalangan dunia pendidikan, ada Rektor Uniba Dr Isradi Zainal dan Ketua STEIFAN, Prof Suhartono. Sementara dari kalangan dunia hukum, ada pengacara Abdul Rais dan Okki Alfiansyah serta Muhammad.
Tokoh-tokoh pengusaha juga datang. Mulai Roy Nirwan bersama juniornya, Glen Nirwan, Haji Ahmad Asfia, Leong Gunung Bayan, Charles Platinum, Effendi, Hengky Tjan Mogi Sinar Mas, Rudy Dandito, Budi KRN, H Karmin Laonggeng, Kacab Bankaltimtara Pak Iwan sampai Ketua APINDO Kaltim Slamet Brotosiswoyo.
Selain itu, ada juga mantan sekda Sayid Fadli, tokoh Dayak Dr Abriantinus MA, pemilik Onix FM Krisna Galih, Wakil Dirut Kaltim Post Erwin D Nugroho, Direktur RSPB dr Khaeruddin, Direktur RSUD Kanujoso dr Edy Iskandar, Ketua KPU Noor Toha dan ketua Bawaslu Agustan. Ada juga teman kuliah saya, Nasir, keturunan India yang buka toko meubel di Pandansari, Pak Udin Syahbudin Acang dari Bayan Resources Tbk, Duta masker Kasmadi hadir bersama seniman Jawa, Mas Woro.
Ada juga Bung Hafni Kanappe, ketua dewan pakar dari Nasdem. Dan sahabat saya, Om Zend alias Zainal Abidin. Dia selalu menemani saya dalam situasi apa pun. Dia sahabat yang tetap bertahan meski saya bukan Pak Wali lagi.
Yang membuat saya semakin bahagia karena kehadiran pecatur nasional Chelsie Monica dan pelatih kepala Timnas U-16, Bima Sakti. Keduanya sangat surprise. Malah Chelsie sempat ditantang catur cepat oleh H Karmin Laonggeng, Arul Straat Mantau, dan Pak Marbino. Ketiganya keok tak sampai dua menit.
Bima Sakti muncul tanpa diketahui undangan. Dia duduk di samping Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bambang Setyo Pambudi. Adalah Pak Hamdam yang berhasil menebaknya. Begitu tutup kepala dan wajahnya dibuka. “Saya khusus datang untuk Pak Rizal,” kata Bima, yang terbang dari Pekan Baru.
Bima mendapat applaus. Soalnya dia anak Balikpapan. Lahir di kompleks Lanud Dhomber, Sepinggan. Makanya stadion di Lanud Dhomber diberi nama Stadion Bima Sakti. Alhamdulillah, saya diberi kado jersi asli timnas U-16. “Pak Rizal sudah saya kenal sejak dulu. Beliau ikut memberi masukan kepada saya. Terima kasih,” katanya bersemangat. Kita doakan Bima sukses terus memimpin timnas U-16, yang baru saja memberi kado HUT ke-77 Kemerdekaan dengan merebut Piala AFF U-16 2022.
Di tengah acara muncul lagi Wali Kota Jambi Dr H Syarif Fasha ME dan istri. Saya sama sekali tidak mengira. Pak Fasha memang sedang di Balikpapan mengikuti acara motor besar, anniversary ke-35 IMBI.
Ratusan bikers motor besar (moge) dari seluruh Indonesia meluruk ke Balikpapan. Bahkan bersama Ketua IMBI Balikpapan, H Aco Kamaruddin, yang juga anggota DPRD Balikpapan. Rombongan penunggang motor besar itu dibawa ke Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebelum ke Balikpapan, para bikers ini bergerak lebih dulu dari Aceh dan Jambi. Lalu Menado dan Makassar. Menyusul Pontianak ke Balikpapan. Dan terakhir nanti puncaknya di Yogyakarta.
“Saya dengan Pak Rizal selalu bersama-sama di berbagai organisasi wali kota. Di Apeksi, Akoppsi dan bahkan di beberapa kegiatan nasional dan internasional. Kita doakan beliau sehat dan tetap berguna untuk kepentingan daerah dan bangsa,” kata Pak Fasha, salah satu wali kota Jambi yang banyak menerima penghargaan.
Di ruang tamu rumah saya di Balikpapan Regency, salah satu foto yang saya pajang adalah foto saya dan istri bersama Pak Fasha dan istri mengenakan pakaian daerah. Itu diabadikan ketika Jambi menjadi tumah rumah pertemuan wali kota se-Indonesia di sana. Saya sempat makan di Pondok Pindang Sarinande dan nasi gemuk di Kei Kopitiam. Jambi salah satu daerah Melayu yang unik.
Saya berterima kasih kepada presenter Rani dari Jakarta yang mau memandu acara saya. Sebenarnya dia diboyong EO Adam ke acara PUPR di Titik Nol. Tapi tak disangka dia tak keberatan hadir di Kl Rumah Kopi Mantan. “Senang bisa bertemu dengan Pak Rizal,” kata Rani, yang pernah menjadi None Jakarta Selatan.
Launching buku “Bukan Pak Wali Lagi” juga dimeriahkan dengan penampilan grup dance Asbar Line Dance. Mereka baru saja menjuarai kompetisi tingkat nasional. Juga tampil tarian Banjar dari kelompok tari Jali-Jali asuhan Kak Yatim. Lalu secara khusus saya membagikan buku kepada para sponsor.
Kepada undangan, juga saya perkenalkan tim penyusun buku saya. Ada Bung Syafril TH Noor, yang sekarang ketua Dewan Kesenian Kaltim. Editor Bahasa “Bung Jenderal” Sjarifuddin Hs, wartawan Thomas dan Christian. Saya bilang saya menyiapkan buku edisi kedua menyambut HUT Kota Balikpapan dan HUT Kaltim. “Kita selalu siap,” kata Bung Syafril.
Cucu saya, Defa dan Dafin mengaku bangga bisa menyaksikan “Kai” mereka berkarya. “Cita-cita Afin tetap mau jadi wali kota seperti Kai,” katanya ketika ditanya. “Kalau Abang tetap mau jadi ustaz,” kata Defa.
Ada tambahan dua kado istimewa buat HUT saya, malam tadi. Uang kertas rupiah baru dari Pak Bambang, kepala perwakilan BI. Yang kedua, tim kebanggaan saya, Manchester United (MU) menang satu gol atas lawannya, Southampton.
Saya berterima kasih banyak warga yang ingin memiliki buku saya. “Pak Wali kembali ke habitatnya lagi,” kata Ketua RT saya, Mas Erry. Sebelum berkarier di pemerintahan, saya memang wartawan. Banyak belajar dari Pak Dahlan Iskan yang dikenal sebagai kolumnis hebat sampai sekarang. “Bung Rizal meneguhkan tesis saya bahwa orang yang berprestasi di satu bidang punya potensi berprestasi di mana pun,” kata Pak Dahlan memberi catatan di buku saya. Terima kasih semuanya. (*)