SAMARINDA – Seorang aktivis perempuan bernama Lilis menjadi korban pencemaran nama baik melalui video yang beredar di media sosial. Akibatnya, Lilis memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Samarinda, didampingi oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA).
Dalam laporan yang disampaikan, Lilis menjelaskan bahwa video yang beredar tersebut diambil dari akun media sosial pribadinya tanpa izin.
Video itu kemudian disebarluaskan dengan narasi yang menyudutkan dirinya, terutama terkait aktivitasnya saat mengikuti aksi demonstrasi di Balai Kota beberapa waktu lalu.
“Video itu diambil saat saya sedang melakukan aktivitas pribadi. Pelaku seolah-olah ingin mengaitkan antara aktivitas pribadi saya dengan aksi demonstrasi yang saya ikuti. Mereka menyebarkan narasi yang tidak benar, seperti menuduh saya tidak mampu membeli buku namun kerap pergi dugem,” ungkap Lilis dengan nada kesal.
Lilis menegaskan bahwa dirinya memang ikut dalam aksi demonstrasi tersebut karena merasa terpanggil untuk membantu masyarakat yang kesulitan.
“Saya hadir dalam aksi itu karena banyak masyarakat, khususnya anak-anak yang mengeluh kesulitan untuk mendapatkan buku. Saya ingin menyuarakan aspirasi mereka,” jelasnya.
Lilis juga menyayangkan tindakan pelaku yang seolah-olah menguntit aktivitasnya di media sosial. “Pelaku seperti mengutak-atik akun media sosial saya, mengambil tangkapan layar, dan kemudian menyebarkannya dengan tujuan menjatuhkan nama baik saya,” pungkasnya.
Penulis: Dimas
Editor: Nicha R
