spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Viral, Dampak Pertambangan Ilegal: Jalan Longsor, Warga 1 RT di Kukar Terisolir

TENGGARONG – Pertambangan ilegal terus meresahkan dan merugikan masyarakat. Kali ini, dirasakan warga Desa Rapak Lambur Kukar, tepatnya di RT 10. Bahkan letaknya sekitar 500 meter hingga 1 kilometer (km) dari kantor desa. Tampak akses jalan antar Rukun Tetangga (RT) harus terputus, lantaran longsor akibat aktivitas ilegal tersebut.

Setidaknya, sejumlah warga yang berada di RT 13 pun merasakan dampaknya. Terisolir. Meski ada jalan lain, kondisinya pun tak kalah rusak. Kondisi hujan memperparah jalan menjadi berlumpur. Diperlukan usaha ekstra menggunakan kendaraan roda dua agar tidak terjatuh.

Memang dari pantauan di lapangan, setidaknya ada kurang lebih 11 titik lubang tambang ilegal atau tambang koridoran yang sedang dikeruk. Tidak jauh dari lokasi jalan longsor yang viral di media sosial (medsos). Mirisnya, lokasi lubang tambang dan sawah pertanian milik warga, hanya tampak sejauh mata memandang saja. Tampak bersampingan.

Informasi yang diperoleh dari seorang warga, sebut saja Bejo, dua titik yang longsor terjadi dalam waktu yang cukup berdekatan. Kejadian pertama terjadi sebulan yang lalu. Longsor tampak memang ditimbun, namun kondisi di lapangan nampak sedikit longsor kembali.

BACA JUGA :  Kejurprov Kabaddi, Atlet Kukar Raih 1 Emas dan 4 Perunggu

Sementara longsoran kedua yang menjadi viral di medsos, hingga pengecekan di lapangan belum diperbaiki, dikuatkan dengan pernyataan warga. Di sebelahnya, ditemukan banyak tumpukan emas hitam bekas galian.

Warga yang enggan mengungkapkan identitasnya itu pun mengatakan aktivitas ini sudah berjalan sejak November 2023. Bahkan lahan persawahan milik keluarganya pun tertimbun oleh tanah galian. Tepat di belakang rumahnya.

Warga pun bukan tanpa perlawanan, sempat melakukan penolakan. Namun, apa daya, pemilik lahan bukan warga di RT 10. Tetapi warga Tenggarong yang memiliki tanah di Desa Rapak Lambur.

Tidak hanya harus merelakan kehilangan sawah milik keluarganya saja, Bejo pun mulai merasakan dampak banjir. Karena hilangnya resapan air. Baru-baru ini saat hujan deras, air mulai memasuki rumahnya.

“Sebelumnya tidak pernah terjadi, jika ada hujan deras lagi, tidak ada keraguan air pasti akan masuk ke dalam rumah,” lanjutnya. “Saya sudah mencoba, saya bingung mau mengadu kepada siapa,” tutupnya. (rf)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img