Pemerintah pusat telah memberi lampu hijau kepada sejumlah daerah mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM). Akan tetapi, kegiatan tersebut nampaknya masih lama baru bisa diberlakukan di Balikpapan. Capaian vaksinasi Covid-19 pelajar Kota Minyak yang menjadi syarat bisa digelarnya PTM, masih sedikit. Padahal, kurva pandemi terus melandai.
Sejak Senin, 30 Agustus 2021, sejumlah sekolah di Tanah Air telah memberlakukan PTM terbatas. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, dari 435.650 sekolah di Indonesia, 36 persen di antaranya telah PTM terbatas. Sekolah yang sudah siap namun belum melaksanakan PTM, sekitar 15 persen.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Muhaimin, menyampaikan bahwa belum satu pun sekolah di Kota Minyak yang menerapkan PTM. Balikpapan masih menyandang status PPKM level 4. Sesuai jadwal, masa berlaku status tersebut selesai pada 6 September 2021.
Menurut Dinas Kesehatan Kaltim, angka kasus pandemi Covid-19 di Balikpapan terus menurun. Selama delapan hari, 18-25 Agustus 2021, ada 807 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan kasus kematian 100 orang di Kota Minyak. Rata-rata harian adalah 100 kasus dengan 12 orang meninggal per hari.
Jumlah kasus ini menurun dalam sepekan terakhir, 26 Agustus sampai 2 September 2021. Pada periode ini, hanya 568 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Angka kematian yakni 26 orang. Dengan demikian, rata-rata kasus harian 70 kasus dengan rerata kasus kematian tiga orang per hari. Bandingkan dengan periode Juli sampai pertengahan Agustus lalu. Balikpapan mengalami rata-rata kasus harian 400 kasus dengan rerata kasus kematian 28 orang setiap hari.
Jika level PPKM turun, PTM juga belum bisa diterapkan. Sejak awal bulan ini, Pemkot Balikpapan masih melangsungkan simulasi PTM di sejumlah SD dan SMP selama sebulan. “Kalau turun ke PPKM level 3, kemungkinan PTM bisa digelar dengan melihat hasil evaluasi dari simulasi PTM tersebut,” kata Muhaimin ketika ditemui di kantor Pemkot Balikpapan, Jumat (3/9/2021).
Ketika kelak sekolah-sekolah di Balikpapan boleh melaksanakan PTM, sambung dia, kegiatannya dibatasi. Kegiatan belajar-mengajar di tingkat SD, hanya boleh sekali dalam sepekan dengan durasi pertemuan dua jam. Durasi yang sama juga berlaku untuk SMP namun jadwal pertemuannya dua kali dalam sepekan. “Untuk PAUD dan TK, bisa saja satu jam pertemuan, dua kali seminggu,” jelas Muhaimin.
Bukan hanya PPKM, capaian vaksinasi Covid-19 terhadap pelajar juga menjadi ganjalan Balikpapan menggelar PTM. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Balikpapan, Andi Sri Juliarty, melaporkan bahwa dari 62 ribu pelajar Balikpapan berusia 12-17 tahun, baru 14 persen yang menerima vaksin Covid-19 dosis pertama. Dosis keduanya lebih sedikit lagi.
“Kalau untuk guru atau tenaga pengajar, sudah 100 persen,” kata perempuan yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan itu.
Untuk mempercepat vaksinasi pelajar, Satgas Covid-19 Balikpapan menggandeng sejumlah instansi mengadakan vaksinasi Covid-19. Seperti TNI, kepolisian, Badan Intelijen Negara, hingga Otoritas Jasa Keuangan. “Kami juga telah menginstruksikan semua puskesmas untuk masuk ke sekolah-sekolah,” beber Andi Sri.
Kepala SMP Patra Dharma Balikpapan, Andoko Setyo Budi, cemas karena PTM di Balikpapan belum juga diterapkan. Ia khawatir, para pelajar kehilangan semangat jika terus-terusan belajar daring. Belajar tatap muka, sebutnya, tentu lebih baik ketimbang di dunia maya.
“Ada sesuatu yang hilang kalau belajar melalui daring. Hubungan emosional antara guru dan para siswa itu,” terangnya.
Andoko mengklaim, para orangtua pelajar sangat berharap PTM dibuka. Tak sedikit orangtua yang tak mempermasalahkan jika anak-anaknya divaksin. Yang penting, anak-anak bisa lekas kembali menuntut ilmu di sekolah. “Meskipun, pelaksanaannya nanti masih terbatas, juga tak masalah,” ucapnya.
Ada 430 pelajar di SMP Patra Dharma Balikpapan. Sebanyak 150 di antaranya telah menerima vaksin Covid-19 tahap pertama. Pelajar yang lain segera menyusul. Meski masih ada pelajar yang belum divaksin, Andoko menyatakan, sekolah siap menggelar PTM terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan.
“Tapi, kami tetap menunggu kebijakan pemerintah. Kami selalu mengikuti petunjuk dari Satgas Covid-19,” tutupnya. (kk)