TENGGARONG – Kutai Kartanegara Kaya Festival (K3F) membawa angin segar bagi pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) sebagai penopang utama perekonomian kerakyatan di Kutai Kartanegara (Kukar). Sejak dianugerahi predikat sebagai salah satu kabupaten kreatif pada 2019 dengan unggulan di bidang seni pertunjukan, Pemkab Kukar semakin serius mengembangkan sektor Ekraf sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
Melalui program K3F dan penguatan Ekraf, Pemkab Kukar berencana menggelar festival-festival di tingkat kecamatan. Pemerintah berharap kegiatan ini tidak hanya terpusat di ibu kota kabupaten tetapi juga menyebar ke seluruh kecamatan, memberikan setiap kecamatan kesempatan untuk menampilkan seni dan budaya mereka. Sekaligus meningkatkan sektor UMKM setempat. Hal ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan, menggerakkan roda ekonomi, dan menciptakan peluang usaha baru bagi pelaku UMKM lokal.
“Awalnya, program K3F menargetkan 100 event yang akan digelar dari 2022 hingga 2026. Namun, hingga 2024, target tersebut sudah tercapai,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Sugiarto.
Meskipun target K3F telah terlampaui, Pemkab Kukar tetap melanjutkan program tersebut karena dampaknya yang signifikan terhadap usaha ekonomi kreatif. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pemerintah kabupaten juga berencana menggelar sejumlah event di lokasi-lokasi wisata daerah untuk menarik wisatawan.
Dinas Pariwisata Kukar mencatat bahwa selama periode 2022-2024, pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 21,3 miliar untuk mendukung keberhasilan Program Kukar Kaya Festival.
Tak hanya itu, K3F juga membuka peluang besar bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Terutama mengingat posisi Kukar sebagai mitra utama Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk memaksimalkan peluang ini, pemerintah akan memperkuat program K3F dengan harapan dapat menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Selain memperkuat destinasi wisata, Pemkab Kukar juga fokus pada festival-festival yang mengangkat kearifan lokal, seperti festival pakaian tradisional dan kuliner khas Kutai. Misalnya, Festival Miskat dan Kuliner Khas Kutai 2024 yang berlangsung selama sepekan telah memberikan keuntungan signifikan bagi UMKM, dengan perputaran modal mencapai ratusan juta rupiah.
Tak hanya itu, Festival KukarLand sebagai puncak perayaan tahunan juga menjadi daya tarik tersendiri, mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar. Dengan jumlah kunjungan mencapai 175 ribu lebih, festival ini berhasil mencatat perputaran uang mencapai miliaran rupiah.
Dampak positif lainnya dirasakan oleh sektor perhotelan dan kuliner. Berdasarkan data dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kukar, sepanjang 2023, Pemkab Kukar berhasil meraup PAD sebesar Rp 57 miliar dari berbagai event.
“Target kami dalam 1-3 tahun ke depan adalah mencapai 4 juta kunjungan wisatawan, yang akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian pelaku UMKM di Kukar,” pungkas Sugiarto. (Adv)