LONG BAGUN – Sebanyak tiga kampung di Kabupaten Mahakam Ulu mendapat bantuan mesin pompa pemadam api dari Pemkab Mahulu. Mesin portabel itu diharapkan bisa membantu warga mempercepat pemadaman api di areal hutan. Kabupaten yang berada di Jantung Kalimantan atau Heart of Borneo itu berusaha “merdeka” dari kebakaran hutan.
Penyerahan simbolis mesin pompa pemadam berlangsung usai upacara peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI, Rabu (17/8/2022) di Alun-alun Ujoh Bilang. Bantuan diserahkan Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, disusul wakilnya Yohanes Avun, dan Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan.
Mesin yang bisa digendong orang dewasa ini diterima langsung perwakilan Masyarakat Peduli Api (MPA) sekaligus petinggi di tiga kampong, yakni Kampung Ujoh Bilang, Long Bagun Ilir dan Long Melaham. Saat ini sudah terdapat 37 MPA yang tersebar di 50 kampung di Mahulu.
Bupati Bonifasius menyampaikan mesin pompa yang bisa digendong ini cukup familiar bagi warga. Prinsip kerjanya mirip mesin pompa air yang biasa digunakan menyedot air Sungai Mahakam. Bedanya, terdapat nozzle penyembur air. “Alat ini seperti pompa air. Tinggal cari sungai atau anak sungai, disemport ke api,” kata Bupati usai penyerahan bantuan.
Selain mendukung program pemerintah mengantisipasi kebakaran hutan, Bupati menyampaikan bantuan ini diberikan karena para petani ladang akan memasuki musim pembukaan lahan.
Sebagai informasi para petani tradisional di Mahulu terbiasa sejak turun temurun mempraktikkan sistem ladang gilir balik. Siklus ini dimulai dengan pembukaan ladang baru dengan cara ditebas dan dibakar. Para petani tradisional mempercayai sisa belukar yang dibakar bisa menjadi pupuk organik hingga musim panen tiba.
“Harus ada persiapan kalau ada api merambat ke hutan,” ujar Bupati. Ketentuan pembukaan lahan dengan kearifan lokal dengan cara dibakar ini diatur dalam Pasal 69 ayat 2 Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Beleid itu berbunyi “kearifan lokal yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas maksimal 2 hektare per kepala keluarga untuk ditanami jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegahan penjalaran api ke wilayah sekitarnya”.
Bupati mengamini sejauh ini para petani lokal patuh dan hati-hati membuka lahan baru. Termasuk disiplin membuat sekat bakar. Meski demikian, Bupati yang juga berladang padi meminta masyarakat tetap hati-hati dan mengantisipasi kebakaran hutan ketika membuka lahan baru. “Saya imbau masyarakat berhati-hati kalau membuka ladang,” ajaknya.
Pemerintah Kabupaten Mahulu bukan sekadar memberi imbauan. Lebih jauh, selain menggagas MPA, Pemkab di bawah kepemimpinan Boni-Avun menggagas program ladang menetap 10 hektare per kampung.
Lewat program ini, Pemkab berupaya mendorong petani meninggalkan cara bercocok tanam tradisional ladang berpindah. Para petani yang semula berharap pupuk dari hasil pembakaran didorong memproduksi pupuk organik.
Tahun 2022 ini, diinisiasi memproduksi pupuk dari fermentasi kotoran sapi. Kotoran itu diperoleh dari sapi-sapi yang diternakkan oleh petani di kampung-kampung. Para petani dianjurkan membuka 2 hektare lahan penggembalaan sapi per kampung.
Program integerasi sapi-padi secara modern dan organik ini diharapkan menciptakan siklus yang saling menguntungkan. Kebutuhan beras dan daging warga tercukupi, lingkungan lestari.
“Program ini mendukung pemerintah agar warga tak merambah hutan. Lahan tetap subur menuju ketahanan pangan dan mencegah kebakaran hutan,” urai Bupati yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu ini.
Petinggi Long Bagun Ilir Lorensius Berit berterima kasih atas bantuan mesim pompa air pemadam kebakaran yang dia terima. Lorensius menyampaikan alat itu disiagakan di musim tanam. Terutama jika ada masyarakat membuka lahan dengan cara membakar agar api tak merambat. “Fungsi lain alat pemadam ini bisa digunakan kampung kalau terjadi kebakaran di permukiman,” ucapnya. (adv)