Cerbung ke-6 : Muthi’ Masfu’ah
Mukjizat Cinta yang tayang di Kick Andy bulan Juni tahun lalu, yang menyuguhkan dua kisah yang menjadi bukti kesetiaan dan ketulusan cinta. Kisah pertama ialah seorang lelaki yang rela menunggu 20 tahun untuk mendapatkan pujaan hatinya, bahkan tak tergoyahkan meski sang kekasih divonis tidak berumur lama.
Sosok lelaki tersebut ialah Aam Amir Hamzah dengan pujaan hatinya, Icke Roesmiyati Hamzah. Kisah mereka telah viral pada 2018, setelah diungkapkan anak pertama mereka, dr Gia Pratama yang memang aktif memberikan edukasi kesehatan via medsos.
Aam yang kelahiran Tasikmalaya, 15 Agustus 1955, berasal dari keluarga petani. Anak ke-11 dari 13 bersaudara itu sudah turun ke sawah sejak SD. Suatu hari, saat membantu membajak sawah, Aam melihat seorang gadis sebayanya naik delman. Ia begitu terpesona dengan gadis berkulit putih yang mengenakan baju berwarna merah itu.
Gadis itu ialah Icke yang setiap akhir pekan berkunjung ke rumah neneknya yang dekat dengan tempat tinggal Aam. Namun, saat kelas SMP, Aam tidak bisa lagi melihat Icke karena ia harus pindah ke Banjarmasin mengikuti kakaknya. Aam baru bisa bertemu Icke lagi setelah ia kembali ke Tasikmalaya untuk masuk SMA. Aam yang kala itu indekos di rumah uak Icke akhirnya dapat bertemu sang pujaan hati saat Lebaran.
Aam pun masih ingat bahwa jantungnya serasa mau copot begitu kembali melihat Icke yang kala itu sudah tinggal di Jakarta bersama ayah kandungnya. Saat mereka mengobrol, pengakuan Icke yang mengatakan sangat suka dengan profesi dokter dan pilot membuat Aam bertekad menjadi salah satunya. Aam memilih menjadi pilot yang saat itu tidak membutuhkan biaya banyak layaknya sekolah dokter.
Pada 1976, Aam telah berhasil menjadi seorang kopilot. Ia pun percaya diri untuk mencari rumah Icke di Jakarta. Namun, berkali-kali datang, Aam selalu mendapatkan Icke sedang keluar rumah. Nasib baik baru menghampirinya pada 1981, saat kebetulan mendapati Icke menjadi penumpang pesawat tujuan Surabaya yang ia piloti. “Paling depan itu ada seorang gadis lagi duduk, tapi lagi nengok ke jendela, pakai kaca mata hitam, rambut pendek, putih, kemudian pakaiannya wanita karier. Saya menerka-nerka kayaknya ini Neng Icke,” kenang Aam.
Icke menceritakan, kala itu pun ia kaget melihat Aam yang dahulu naik kerbau telah sukses menjadi kapten pilot. Pertemuan Aam dan Icke selanjutnya terjadi saat pesta ulang tahun pernikahan uak Icke yang ke-15. Sejak itu hubungan mereka menjadi dekat meski sebatas sahabat karena Aam tidak juga berani menyatakan cinta pada Icke yang telah menjadi wanita karier. Justru kemudian salah seorang kakak Aam yang meminta mereka meresmikan hubungan.
Ketika Aam menyatakan serius, Icke mengaku akan mempertimbangkan, tetapi ia meminta tidak ingin hidup miskin. Tidak disangka, jawaban Aam selanjutnyalah yang membuat hati Icke luluh. “Insya Allah saya kerja jadi pilot tidak membawa uang haram ke rumah,” tutur Aam ketika itu. “Itu bikin meleleh. Di situ saya merasa, saya kayaknya mau deh, jadi istri dia,” sambung Icke sambil tersenyum.
Vonis kanker bagaikan film yang memiliki banyak kejutan, perjalanan cinta mereka selanjutnya nyatanya tidak langsung mulus ke pelaminan. Ketika ayah Icke sudah memberikan restu dan persiapan pernikahan telah diurus, enam bulan sebelum pesta, Icke divonis terkena kanker getah bening. Icke memutuskan untuk tidak menikah dan memutuskan hubungannya dengan Aam.
Namun, sekali lagi keteguhan Aam membuatnya meleleh. “Tapi Neng, Kang Aam cinta sekali sama Neng. Insya Allah, Neng, kalau cinta itu bisa menyembuhkan penyakit juga. Saya ingin menjadi suami Neng dengan cinta sejati,” tutur Aam kala itu. Aam pun membuktikan kesetiaannya dengan bersabar menunggu Icke untuk mau melanjutkan rencana pernikahan sembari berobat ke Singapura.
Icke yang sempat divonis hanya dapat bertahan dua tahun mampu sembuh dari sakitnya. Namun, kesembuhan itu tidak lantas membuatnya benar-benar mau menikah dengan Aam. Adanya berita kecelakaan pesawat membuat Icke meminta Aam berjanji untuk tidak meninggal karena kecelakaan. “Pakai perjanjian, boleh, nggak, Kang Aam janji, Kang Aam tidak akan meninggalkan Neng dengan kecelakaan,” pinta Icke saat itu.
Dengan bersedia berjanji, Aam menjadi lebih berhati-hati ketika bertugas. Akhirnya, setelah kesabaran panjang, Aam pun dapat menikahi pujaan hatinya pada 1984. Kini, Aam dan Icke menjalani masa tua dengan kekuatan cinta yang tidak pernah berkurang.
Di masa pensiun, mereka tak lupa untuk berbagi dengan membuat Yayasan Amir Hamzah dengan mendirikan sekolah PAUD bagi anak-anak tidak mampu. Mereka meyakini bahwa cinta tidak pernah merusak dan selalu tumbuh. “Saya tidak pernah menyesal sedikit pun untuk memutuskan menikah dengan Neng Icke ini. Sampai sekarang saya masih tetap menyatakan cinta kemudian saya juga tetap merasakan keseimbangan apa yang saya berikan dan saya mendapatkan,” pungkas Aam dalam cinta sejatinya.
***
Hatiku berembun ketia usai membaca Media Indonesia yang memuat cerita cinta sejati Kang Aam dan Neng Icke… betapa true love, cinta sejati itu akan selalu hidup di dalam hati seseorang tanpa melihat batas ruang dan waktu.
Aku masih ingat tentang cerita pasangan yang terpisah dan bertemu lagi setelah 60 tahun, yang pernah aku baca beberapa bulan lalu.
Yap, setelah menikah seperti dalam cerita cinta sejati, tentu ingin bisa hidup bersama-sama dalam satu atap dengan suami setiap hari. Namun, nasib kurang baik harus dialami oleh Anna dan Boris, sepasang kekasih asal Rusia. Hanya tiga hari setelah menikah, Boris bergabung dengan tentara Amerika Serikat. Sedangkan, Anna dan keluarganya dikirim ke tempat pengungsian sehingga keduanya pun kehilangan kontak.
Bertahun-tahun lamanya, Boris dan Anna berusaha untuk bisa bertemu, tetapi usaha mereka selalu gagal. Bahkan kabarnya Anna sempat berpikir untuk bunuh diri. Namun, setelah enam puluh tahun berlalu, Anna melihat seorang pria tua mengemudikan mobil di Borovlyanka, Siberia. Ia begitu terkejut saat mengetahui bahwa pria tersebut adalah Boris, suaminya yang sudah puluhan tahun tak ditemuinya. Mereka pun reuni saat itu juga dan kembali hidup bersama. Cerita yang menggugah rasa.
Seperti juga cerita sejati tentang menghancurkan gunung demi cinta. Kisah satu ini merupakan cerita cinta sejati yang menyedihkan sekaligus mengharukan. Di sebuah kawasan bernama Gehlour, India, ada seorang pria bernama Dashrath Manjhi. Suatu hari, istrinya meninggal dunia setelah terjatuh dari tebing yang ada di gunung. Sejak saat itu, Dashrath menghabiskan waktu selama 22 tahun untuk memecah belah batu di gunung tersebut. Ia bertekad membuat jalanan yang menghubungkan desa dengan kota terdekat.
Sang suami Dashrath melakukan hal tersebut bukannya tanpa alasan. Selain untuk menbuktikan cinta sejatinya kepada sang istri yang telah meninggal, ia juga ingin menyediakan jalanan bagi warga desa agar dapat terhubung dengan fasilitas kesehatan di kota yang lebih memadai. Dengan begitu, Dashrath berharap tak akan ada lagi yang akan kehilangan orang tersayang mereka, seperti yang dia alami.
Pun tentang kisah yang menyentuh hati, tanam ribuan pohon membentuk hati demi cinta mendalamnya pada sang istri. Cerita cinta sejati kisah nyata itu benar adanya. Seorang pria bernama Winston Howes telah membuktikannya. Saat usia pernikahannya mencapai 33 tahun, istrinya meninggal dunia secara mendadak.
Howes, yang sangat mencintai sang istri, tentu saja begitu sedih dan patah hati. Untuk mengobati kesedihan tersebut, Howes mulai menanam enam ribu pohon oak mulai awal tahun 2000-an di Wickwar, Inggris. Pohon-pohon tersebut ditanam di atas lahan seluas 6 hektar, dengan bagian tengah yang dibiarkan kosong menyerupai bentuk hati.
Lahan romantis tersebut pertama kali ditemukan oleh Andy Collet, seorang penerbang balon udara, pada 2012 lalu. Pohon-pohon berbentuk hati yang ditanam Howes memang hanya bisa dilihat dari udara. Begitulah kedalaman cinta Howes kepada istrinya yang menemaninya selama 33 tahun.
Beberapa cerita memang melekat dalam ingatku. Juga termasuk kehadiran Mas yang belum bisa lepas dari hatiku. Terlalu mendalam. Sungguh sembilan bulan ibuku merakit tubuhku menjadi mesin penghancur badai, lalu harusnya bukan karena gerimis, aku bisa tumbang.
“Ayah tidak setuju jika Uty menikah dengan laki-laki itu, apapun alasan Uty,” tegas ayah berkali-kali.
Dan aku hanya diam saja. Mungkin ayah kecewa denganku, terlebih aku juga menolak pilihan ayah.
Aku menatap langit dalam diam… Dengan mata berkaca…
Sungguh mengenalmu bukanlah bagian dari rencanaku, siapa sangka Mas ternyata menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Satu dari beberapa hal aku syukuri dari kejadian ini semua adalah kenangan dan pelajaran yang sangat berharga.
Aku selalu mengingat semuanya bahwa akan selalu ada hal-hal baik dalam setiap kejadian dalam alur kehidupan ini. Sekalipun awalnya sulit ditelaah akal pikiran dan logika. Termasuk begitu mendalamnya rasaku untuk Mas, yang masih terus hidup dalam hati dan pikiranku.
Aku tak mampu membantah ayah, aku juga gak mampu menolak rasa yang begitu besar itu. Hingga akhirnya aku hanya mampu berjalan mengikuti arus air yang mengalir dan derasnya angin yang terus membawaku pergi.
Aku ingin berkali-kali menuliskan rasa ini…
Aku gak kuat Mas… Tapi aku tak memiliki daya untuk menyampaikannya.
Jika memang pada akhirnya kita tidak pernah bertemu. Aku hanya ingin, sekali lagi… Bahwa aku sangat bersyukur pernah bertemu dengan mu. Begitupun dengan perpisahannya, ditengah gemuruh rasa yang tak terpendam… Meski itu sangatlah tak mudah, tapi itulah yang membuatku berusaha kuat, kuat dan kuat… Walau dengan waktu yang sangattt lama. Aku belajar menerima apa yang terjadi di dalam hidupku. Tidak lagi mengeluh apalagi menyalahkan takdir-Nya.
Sebab kehadiran mu Mas, mengajariku banyak hal, tentang sabar, kuat, ikhlas dan cinta… Cinta yang sangat mendalam. Terima kasih orang baik, terima kasih telah menjadi perantara untukku lebih dekat dengan-Nya. Aku menyayangimu tetap di dalam setiap alunan doaku.. disetiap jenak waktuku.. di setiap bulir air mataku, yang selalu berkaca-kaca bila menuliskan dan mengingatmu…
Ayah…
Tapi aku akan terus belajar.. Belajar memahami kehidupan… Aku akan belajar menjadi wanita hebat… Wanita hebat yang bukan karena dia cantik, wanita hebat yang bukan karena dia kaya, wanita hebat yang bukan karena dia pintar dan bukan pula disampingnya ada lelaki tampan dan kaya, ayah…
Tetapi wanita hebat adalah wanita yang mampu terus berdiri menyelesaikan masalahnya, mampu berdoa dan percaya kepada Allah yang memberikannya kekuatan, kekuatan dan kekuatan.
Wanita hebat melukiskan kekuatannya melalui proses kehidupan, bersyukur dan bersabar saat tertekan, tersenyum saat menangis, disaat terhina dan mempesona karena selalu memiliki ruang untuk memahami dan memaafkan.
Meski itu tidak mudah…