spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Transisi Energi, Upaya Kurangi Emisi melalui “Jelajah Energi Kaltim” (1): Manfaatkan PLTS, PHM Mampu Kurangi Ketergantungan Listrik PLN di Siang Hari

MEDIA KALTIM, BALIKPAPAN – Dalam upaya transisi energi menuju sumber Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah melakukan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di OFG Balikpapan Base Office (BBO). PT PHM telah memilih PLTS tipe On Grid.

General Manager PT PHM, Setyo Sapto Edi, melalui Assistant Manager General Service, Ruslan Rachim, menjelaskan bahwa PLTS ini telah beroperasi sejak tahun 2014 dan membutuhkan waktu setahun untuk pembangunannya, yang dimulai pada tahun 2013. Kendala lahan menjadi alasan PT PHM memilih atap perkantoran sebagai lokasi pemasangan 430 unit panel surya.

Dengan panel-panel yang dipasang tersebut, PLTS mampu menyuplai listrik ke salah satu gedung selama 12 jam penuh. Sisanya, listrik diambil dari jaringan PLN. Bahkan dengan penggunaan saat ini, Ruslan mengklaim masih ada surplus energi yang dapat dialirkan ke gedung-gedung lain. Rata-rata produksi energi listrik yang dihasilkan setiap bulannya mencapai 2.067 kWh, melebihi target awal sebesar 1.483 kWh.

Dengan asumsi produksi sel surya mencapai rata-rata 414,6 kWh per hari, dengan produksi energi harian rata-rata sekitar 34,4 kWh, dan konsumsi listrik sekitar 21 kWh. “PHM berhasil mencapai efisiensi emisi sebesar 861,1 ton CO2,” ungkap Ruslan, pada Rabu (6/9/2023).

BACA JUGA :  Antisipasi Laka Lantas di Muara Rapak Balikpapan, Bangun Flyover atau Underpass?
Tampak bagian bawah panel tenaga surya milik PLTS Atap PT PHM. (Istimewa)

Dengan inovasi dan tindakan konkret yang diambil oleh PT PHM untuk mengurangi emisi karbon, Ruslan menyatakan bahwa PLTS Atap Off Grid ini diharapkan akan memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikasi Green Building Certified yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sementara itu, Alvin Sisdwinugraha, seorang analis dari Institute for Essential Service Reform (IESR), mengapresiasi langkah transisi energi dari Sumber Daya Alam (SDA) fosil ke sumber EBT yang dilakukan oleh PT PHM. Dia juga mendorong langkah serupa yang lebih luas, termasuk instalasi PLTS di berbagai gedung perkantoran lain, baik di atas atap maupun di lahan terbuka (ground-mounted) dengan skala yang lebih besar.

“Pemanfaatan PLTS ini tidak hanya berpotensi mengurangi biaya operasional terkait konsumsi listrik, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap pengembangan EBT,” ujar Alvin.

Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img