spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Transisi Energi, Upaya Kurangi Emisi “Jelajah Energi Kaltim” (4) Komitmen Turunkan Emisi, PLTU Teluk Balikpapan Manfaatkan 3 Persen Biomassa

BALIKPAPAN – Mengurangi emisi dengan melakukan transisi energi, secara konsisten coba dilakukan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kaltim Teluk, Balikpapan. Di antaranya memanfaatkan energi biomassa, menjadi salah satu campuran batu bara sebagai bahan bakar Co-Firing.

Asisten Manajer Operasi PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kaltim Teluk, Balikpapan, Dhidhik K Laksono, menjelaskan, PLTU yang memiliki kapasitas 2×110 Mega Watt (MW) ini menargetkan penggunaan Co-Firing dari energi biomassa sebanyak 3 persen. Setidaknya hingga akhir tahun 2023 ini. Dengan pemenuhan sementara dari dua supplier yang sudah berkontrak. Yakni 400 ton energi biomassa dari PT Teluk Borneo Nusantara (suplai dari TPAS Manggar) dan

850 ton energi biomassa dari PT AW Technology (suplai woodchip dari sekitar Balikpapan).

“Dengan kami melakukan survey dan terus berkomunikasi dengan supplier kita, target (3 persen) akhir tahun akan tercapai, optimis tercapai,” ujar Dhidhik pada mediakaltim.com.

Prosesnya sendiri, energi biomassa yang disuplai ke PT PLN Nusantara Teluk Balikpapan, akan dikumpulkan dan dicampur dengan batu bara murni. Dengan perbandingan 3 persen energi biomassa dan 97 persen batu bara. Diaduk dan dicampur dan dikirim ke bunker untuk dibakar dalam boiler dan menjadi bahan bakar PLTU.

BACA JUGA :  Buaya Riska Dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan

Meskipun ada komitmen 25 persen menggunakan energi biomassa. Tetapi Dhidhik belum berani berandai-andai ataupun memastikan tenggat waktu. Ia memilih untuk berkomitmen memenuhi 3 persen, selanjutnya baru menyusun target 25 persen.

Berdasarkan data yang dipaparkan, Co-Firing PLTU Teluk Balikpapan menggunakan energi biomassa dimulai sejak 8 September 2022. Dengan durasi 4 jam, PLTU menggunakan total batu bara 280 ton dicampur Woodchip sebanyak 14,5 ton, berhasil menghasilkan beban sebesar 100 MW. Dilanjutkan uji coba pada 12 Desember 2022, menggunakan Woodchip, dengan status berhasil. Namun terkendala bahan baku Woodchip yang sulit didapat.

“Keadaannya memang seperti ini, baru bisa memenuhi 3 persen,” lanjutnya.

Diketahui, PLTU yang berada di atas lahan 58,8 hektare ini menyuplai 35 persen pemenuhan listrik di Sistem Mahakam dan 17 persen di Sistem Interkoneksi Kalimantan. Dengan Daya Mampu Netto yang dihasilkan mencapai 1171,53 MW dengan Beban Kaltim 519,10 MW, masih surplus 652,43 MW.

Terpisah, Raditya Wiranegara, analis Senior IESR, menjelaskan penggunaan Co-Firing di PLTU Teluk Balikpapan dengan energi biomassa berupa Woodchip dan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang merupakan limbah merupakan langkah mendukung transisi energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Di mana saat ini sudah mulai memanfaatkan 3 persen energi biomassa hingga akhir tahun ini.

BACA JUGA :  Gelar Sispam Kota, Polresta Balikpapan Atensi 3 Tahapan Pemilu 2024

Namun, tantangan utamanya, yakni keberlanjutan suplai energi biomassa menjadi tantangan utama. Perlu ada rencana jangka panjang yang harus dilakukan oleh PLTU Teluk Balikpapan. Sehingga suplai yang ditargetkan bisaxterus terpenuhi.

“Baik itu dengan mengembangkan hutan tanaman energi maupun dengan pemanfaatan limbah lainnya, seperti limbah dari perkebunan sawit. Selain itu, rencana ini juga mesti menargetkan peningkatkan rasio co-firing sehingga emisi yang dihasilkan dapat berkurang lebih banyak lagi, tentunya dalam rangka transisi menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan,” tutupnya.

Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.