Oleh: Gisky Andria Putra, M.Si
Dosen Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman
Rasanya tidaklah berlebihan jika Petani disebut sebagai Pahlawan Ekonomi Nusantara. Pasalnya, pada masa pandemi Covid-19, saat sektor lain mengalami pertumbuhan negatif, sektor pertanian justru menjadi penyelamat perekonomian Nasional karena mampu tumbuh positif. Padahal Food and Agricultural Organization (FAO) memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan krisis pangan global. Pencapaian ini tentunya tidak terlepas dari sinergi antara petani dan penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.
Selama pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian telah berubah, dari yang biasanya melalui komunikasi dialogis (tatap muka) secara langsung menjadi menggunakan media komunikasi (SMS, whatsApp chat, telepon, zoom, dan live streaming YouTube), dan media video untuk para petani yang tidak memiliki ponsel atau akses internet. Tidak disangka bahwa, metode penyuluhan seperti ini justru mendorong pertumbuhan perekonomian Nasional di sektor Pertanian.
Transformasi metode penyuluhan merupakan usaha nyata dalam upaya penyesuaian dengan perkembangan zaman. Penyuluhan yang memiliki peran sebagai kegiatan edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan, dan evaluasi kepada petani, sudah saatnya dikembangkan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Artinya, penggunaan metode penyuluhan LaKu (Latihan dan Kunjungan) yang sebelumnya diterapkan, harus dipadukan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga dapat menjangkau banyak kelompok tani maupun gapoktan dalam memberikan materi penyuluhan. Perpaduan antara keduanya diharapkan dapat menjadi titik terang dalam menjawab isu-isu kontemporer bidang pertanian, dan akselerasi tujuan pembangunan pertanian.
Kemajuan pertanian harus didukung dengan semangat inovasi tinggi, melakukan cara-cara baru sebagai ciri yang maju, mandiri, dan modern. Kemandirian petani dalam memperoleh informasi maupun inovasi dimungkinkan dapat tercapai melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun, perlu ingat bahwa pendekatan lainnya juga masih masih tetap dibutuhkan, yaitu melalui pendekatan Langsung dan Kunjungan (LaKu).
Selain itu, pemerataan akses internet di seluruh pelosok negeri juga menjadi kunci dalam mendorong perekonomian nusantara di sektor Pertanian. Dengan adanya pemerataan akses internet ini, diharapkan akan mampu mewujudkan petani-petani mandiri yang melek teknologi serta mau dan mampu memanfaatkan media komunikasi digital guna memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi dan inovasi di bidang pertanian. (**)