TANJUNG REDEB – Kondisi Wisata Hutan Mangrove di Kampung Tanjung Batu saat ini memprihatinkan. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pun diharapkan segera menangani hal tersebut karena sebagai penunjang pariwisata.
Dengan kondisi tracking yang rusak, pengunjung tidak dapat berwisata dan menikmati keindahan mangrove tersebut dalam beberapa hari ini.
Menyoroti persoalan itu, Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga menyebut bahwa rusaknya tracking tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dari pengelola Wisata Hutan Mangrove Tanjung Batu.
“Saya juga kurang paham, apakah karena kondisi material yang butuh peremajaan atau tidak ada honor untuk pengelola yang membuat kurang memperhatikan mangrove. Tetapi ini hanya dugaan saja,” ungkapnya, Senin (27/3/2023).
Dia menambahkan, siapapun yang memiliki tanggung jawab atas Wisata Hutan Mangrove Tanjung Batu itu, seharusnya lebih memperhatikan dan melakukan pengawasan secara maksimal.
“Memang wisata mangrove saat ini sudah banyak, tapi jangan sampai pihak yang bertanggung jawab atas mangrove tersebut melupakan tugas dan tanggung jawabnya juga,” tegasnya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengungkapkan, dengan adanya kerusakan tracking tentu akan menimbulkan rasa kecewa terhadap wisatawan yang berkunjung.
“Kalau tidak ada tindakan, bagaimana mau memajukan pariwisata kita, kalau begitu yang ada pariwisata kita malah di cap buruk oleh wisatawan yang datang,” imbuhnya.
Kendati demikian, dirinya berharap kerusakan yang terjadi di Wisata Hutan Mangrove Tanjung Batu segera ditindaklanjuti. “Entah bagaimana caranya, yang terpenting penunjang pariwisata kita jangan ada yang cacat,” pungkasnya. (dez/adv)