SAMARINDA – Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono mengatakan Pemilu 2024 di Kaltim dengan kekayaan alamnya, menjadi momentum penting untuk menjadi agen, menjadi juri, apakah sumber daya alam itu menjadi milik kita atau bukan.
Hal ini diungkapkan saat mengisi Kuliah Umum Gotong Royong Menjaga Pemilu dan Demokrasi, bertempat di Universitas Negri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, pada Rabu, (28/09/2022).
Totok mengatakan, Pemilu 2024 juga akan menjadi momentum penting bagi para mahasiswa untuk menjadi juri bagaimana memilih pemimpin yang strategis.
“Negara kita adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan, walaupun demokrasi kita gotong royong tetapi ada penindakan sebelum penindakan kita mengutamakan pencegahan. Sehingga kedepan penyelesaian sengketa penanganan pelanggaran beberapa banyaknya itu bukan menjadi tolak ukur utama. Apakah Bawaslu lebih banyak menyidangkan perkara penyelesaian sengketa atau penanganan pelanggaran tapi yang diutamakan adalah pencegahan, beberapa panjang pencegahan yang sudah kita lakukan terhadap peserta pemilu itu yang kita utamakan,” ungkapnya.
Menurutnya, Demokrasi ini hanya alat alat untuk mensejahterakan rakyat, alat untuk mencerdaskan rakyat, karena demokrasi itu alat maka Pemilu-nya juga alat. Alat untuk memilih pemimpin yang berwatak negarawan bukan pemimpin yang menjual aset negara.
Karena pemilu adalah alat, maka jangan ada pemilu yang berujung pada disitegrasi yang berujung pada bakar-bakaran, yang berujung pada demo yang merusak, kalau pemilu ini ujungnya perusakan buat apa ada yang namanya pemilu, karena pemilu itu hanya alat, alat yang menyempurnakan alat, karena demokrasinya juga alat, negaranya juga alat maka ke depan Pemilu akan menjadi lebih baik.
Totok mengatakan, saat ini berdiri di depan pemegang saham demokrasi, pemegang saham penyelenggara pemilu, tanpa keterlibatan kawan-kawan mahasiswa tentu Pemilu tidak akan berjalan.
Untuk itu, Ia berharap ke depan mahasiswa bisa lebih terlibat secara aktif dalam bentuk melakukan partisipasi bersama Bawaslu melakukan pencegahan dan pengawasan Pemilu secara langsung melalui partisipasi masyarakat, Bawaslu mengajak mahasiswa untuk menjadi pemantau Pemilu yang dibuka di tingkat Bawaslu Provinsi maupun tingkat Bawaslu Kabupaten/Kota. (rls/mk)