SANGATTA – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah, memicu aksi penolakan di sejumlah daerah. Salah satunya di Kutai Timur (Kutim) Senin (5/9/2022). Ratusan Mahasiswa dari berbagai kampus di Sangatta Kutim berunjukrasa ke Kantor Bupati. Para mahasiswa menolak kenaikan BBM yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, Sabtu (3/9/2022).
Mahasiswa yang tergabung dalam beberapa organisasi kemahasiswaan antara lain PMII, GMNI, HMI dan sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari beberapa kampus lokal seperti STAIS, STIENUS, dan STIPER, serta kelompok mahasiswa lainnya, menggelar aksi dengan melakukan orasi penolakan kenaikan harga BBM di depan kantor Bupati.
“Kami meminta kepada pemerintah agar kita bersama-sama menolak kenaikan BBM ini, kita sama-sama rakyat, sama merasakan dampak dari kenaikan ini,” teriak Koordinator Aksi demonstrasi, Gerald di hadapan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Senin (5/9/2022).
Usai mendengar orasi mahasiswa, Bupati Ardiansyah yang didampingi Ketua DPRD Kutim Joni serta Kapolres Kutim AKBP Anggoro Wicaksono menyatakan apa yang disampaikan mahasiswa akan difasilitasi oleh pemerintah untuk diteruskan ke Presiden. “Kami akan memfasilitasi adik-adik untuk menyampaikan ke Presiden,” sebut Ardiansyah di hadapan mahasiswa.
Mendengar jawaban dari Bupati Kutim, mahasiswa tak terima jika hanya difasilitasi. “Kami tidak butuh difasilitasi, yang kami butuhkan penolakan, kita bersama-sama menyatakan sebagai masyarakat dan Pemerintah Kutim menolak kenaikan BBM,” tegas Gerald.
Pantauan Media Kaltim, aksi demonstrasi sempat memanas saat Bupati meninggalkan para demonstran. Mahasiswa pun berusaha untuk masuk ke dalam gedung sehingga terjadi saling dorong-dorongan antara mahasiswa dan aparat kepolisian yang berjaga.
Mahasiswa juga melakukan pembakaran pakaian bekas di halaman kantor Bupati. Sejumlah mahasiswa sempat pula berusaha mengecoh polisi dengan berusaha masuk lewat pintu samping gedung. (ref)