spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tokoh Pers Oemar Dachlan Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Wagub Hadi Siap Mengawal

SAMARINDA – Almarhum Oemar Dachlan diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Deklarasi pengusulan wartawan lima zaman itu dilakukan insan pers dalam kegiatan  ‘Outlook Pers Kaltim 2022’ yang berlangsung di Swiss Bell Hotel Samarinda, Sabtu (8/1/2022) malam.

Organisasi pers yang ikut dalam deklarasi tersebut yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).

Diketahui, Oemar Dachlan tercatat sebagai wartawan paling senior yang masih berkarya sampai usianya 95 tahun. Sehingga pria kelahiran Samarinda 1913 dikenal sebagai “wartawan lima zaman”. Yakni dari zaman perjuangan melawan Belanda, Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru sampai Era Reformasi.

Dalam catatan sejarah, sosok Oemar Dahlan merupakan sahabat karib mantan Wapres, almarhum Adam Malik yang ketika itu sama-sama mendirikan Partai Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia). Sebagaimana Adam Malik katakan dalam suratnya tertanggal 23 Pebruari 1981 yang menyatakan bahwa Oemar Dahlan adalah salah seorang pendiri dan penegak Partai Gerindo untuk daerah Kalimantan.

BACA JUGA :  Uji Publik IKN Tak Libatkan Masyarakat, FH Unmul Sebut Pencaplokan Wilayah

Berbagai pergerakan menantang penjajah ia ikuti sehingga Pemerintah Belanda pernah membujuk Oemar agar mau “menyeberang”. Ia pernah dapat tawaran duduk dalam delegasi Kalimantan Timur ke Konferensi “Bizonder Federal Overleg (BFO) di Bandung pada 1948.

Namun, Oemar muda dengan tegas menolaknya karena tahu maksud melanda dalam BFO itu untuk membungkam pergerakan melalui politik pecah belah untuk membuat negara federasi.

Di zaman Pemerintahan Belanda, Oemar pernah dua kali menghadapi delik pers dan kena denda 75 gulden, yakni saat sebagai Redaktur harian “Pewarta Borneo” pada 1935 dan saat menjadi “Hoofdredacteur” (Pimred) “Pantjaran Berita” (koran nasional) pada 1940.

Kiprah Oemar sebelum meninggal pada 2008 beliau masih tetap produktif menulis baik menerbitkan sejumlah buku sejarah perjuangan di Kaltim maupun tulisan-tulisan lepas di berbagai koran harian di Kaltim.

Silih berganti zaman, namun Oemar tetap dengan keyakinannya untuk membela kebenaran melalui penanya, bahkan setelah kemerdekaan, ia rela melepaskan jabatan sebagai PNS di Departemen Penerangan karena merasa kebebasannya terkungkung dalam menulis.

BACA JUGA :  Terima SK, Reza Siap Tancap Gas

Mewujudkan harapan dan aspirasi itu, Wakil Gubernur Hadi Mulyadi yang hadir pada malam itu, mengaku pihaknya siap mengawal dan mengusulkan Oemar Dachlan ke Kementrian Sosial sebagai calon Pahlawan Nasional.

“Kita bersyukur tahun lalu pertama kalinya orang Kaltim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, yaitu Sultan Aji Muhammad Idris oleh Presiden Joko Widodo. Untuk itu, dideklarasikan Oemar Dachlan sebagai calon pahlawan nasional, Pemprov siap mengawal dan memproses hingga ke pusat,” ungkap Hadi.

Menurut Hadi, Pemprov akan memproses usulan. Apalagi, jika memenuhi syarat sesuai perundang-undangan, sehingga diterima Pemerintah Pusat.

Sebagai komitmen Pemerintah Daerah bersama seluruh pihak bersama-sama mengawalnya. Bukan hanya menyampaikan berkas, tetapi menjelaskan kepada Pemerintah Pusat bahwa Oemar Dachlan pantas ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Dampak ditetapkan nama tokoh akan sangat besar. Sebab, masyarakat mengetahui sosok tokoh dan mengenang jasanya. Contohnya, Sultan Aji Muhammad Idris yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” jelasnya.

Panitia Pelaksana Outlook Pers Kaltim 2022 Rusdiansyah Banjar didampingi Ketua Jurnalis Antihoaks Charles Siahaan mengaku, sangat bersyukur sejumlah tokoh wartawan legend di Kaltim hadir. Apalagi, dideklarasikannya juga tokoh pers Kaltim Oemar Dachlan sebagai calon Pahlawan Nasional.

BACA JUGA :  Hari Kearsipan Nasional ke-53, Fokus pada Digitalisasi dan Keberlanjutan Sistem Pemerintahan

“Usulan sebagai wujud apresiasi insan Pers Kaltim dan masyarakat atas jasa perjuangan Oemar Dachlan ketika era penjajahan berjuang melalui informasi pemberitaannya di media massa hingga Kemerdekaan RI,” jelasnya.

Tampak hadir Gubernur Kaltara pertama Irianto Lambrie, Wali Kota Balikpapan dua periode Rizal Effendi, Kadis Kominfo HM Faisal, Karo Adpim Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin, Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yusuf Sutejo dan anak Oemar Dachlan serta sejumlah tokoh pers Kaltim secara langsung dan virtual.

Kegiatan dirangkai pembacaan puisi dan dialog wartawan legend dengan Wagub Hadi Mulyadi, penyerahan penghargaan kepada wartawan legenda yang berjasa terhadap pengembangan dunia pers, termasuk Polda Kaltim. (mk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img