BONTANG – Ada kabar terbaru dari Toha, nelayan yang hilang setelah kapal yang ditumpanginya ditabrak tanker pada Minggu (10/1/2021).
Beredar kabar, Toha dalam kondisi selamat setelah terdampar di Pulau Birah-Birahan, Desa Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur. Kabar itu muncul dari pemilik akun facebook bernama Lindawati Caem dalam salah satu komentarnya.
“Alhamdulillah ada kabar bahwa saudari Bapak Tahha (Toha) telah ditemukan dalam kondisi masih hidup. Beliau terdampar di Pulau Birah-birahan Manubar. Sekarang berada di perjalanan menuju Santan. Alhamdulillah,” tulisnya di kolom komentar.
Saat dikonfirmasi Media Kaltim, Adhen Adnan, kerabat Toha, mengatakan pihak keluarga memang sempat mendapat informasi dari seorang wanita bahwa ada orang yang terdampar di pulau tersebut.
Namun informasi yang diperoleh tak banyak karena sinyal komunikasi seluler yang buruk. “Keluarga belum bisa memastikan apakah itu Pak Toha atau bukan. Tadi pagi sudah ada tiga kapal menuju kesana untuk memastikan,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Kutim, Oktavianto mengatakan, pencarian jasad Toha resmi dihentikan dan status Toha dinyatakan sebagai orang hilang.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan kata dia, batas waktu pencarian adalah tujuh hari. Bila dalam waktu tersebut tak ada tanda-tanda korban ditemukan, maka operasi disetop. “Secara de facto, pencarian tak lagi dilanjutkan,” jelasnya.
Oktavianto menambahan, meski secara resmi ditutup, Basarnas selalu siap menerima informasi terkait keberadaan pemancing asal Marangkayu itu. “Kami tetap terima kalau ada informasi warga. Kalau soal penghentian ini, sudah kami beritahu keluarga korban,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Toha yang tercatat merupakan warga Desa Santan Ilir RT 2 Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara hilang setelah kapal yang dai tumpangi ditabrak tanker. Tiga nelayan lain Sadaruddin (53), H Mustarin (45), dan M Yunus (50) berhasil selamat. Ketiganya kini sudah kembali ke rumah masing-masing yang juga berlokasi di Desa Santan Ilir.
Kepala Pelaksana BPBD Bontang, Ahmad Yani membeberkan, kejadian kecelakaan laut (laka laut) tersebut berada di titik koordinat S: 000 00’ 06.6’’ E: 1170 45’ 30.4’’, atau yang dikenal dengan Perairan Telaga Serang.
Titik kejadian berjarak sekira 15 Nautical Mile (NM) dari Pelabuhan Tanjung Laut Indah. Selama beberapa hari, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, dan Sat Polair Bontang, serta dibantu pihak keluarga melakukan pencarian. Namun belum juga membuahkan hasil. (bms)