SAAT Pandemi Covid-19 seperti saat ini merupakan situasi luar biasa yang dapat membuat orang merasa terganggu atau bahkan tertekan. Namun jika kita sabar dan optimis, kondisi yang ditimbulkan pandemi ternyata dapat memicu kreativitas.
Penerapan pembatasan sosial, protokol kesehatan, serta adaptasi kebiasaan baru memang harus dijadikan sarana untuk mendorong kreativitas baru. Dengan banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi dan media terdekat yang mudah dijangkau.
Kendati wabah Covid-19 ini telah membuat aktivitas di berbagai bidang kehidupan terganggu. Tak terkecuali bidang pendidikan, sekolah dari rumah pun dilakukan sejak awal Covid-19 mewabah, sebagai upaya menahan penyebaran pendemi Covid-19 di seluruh dunia berdampak pada jutaan pelajar kita, termasuk pendidikan usia dini.
Kondisi demikian, tak menjadi penghalang untuk tetap mendaftarkan anak bersekolah di usia PAUD meski saat pandemi belum berakhir. Karena usia emas yang akan dilalui anak usia PAUD tidaklah sepanjang usia mereka sedangkan pandemi sendiri, belum tahu kapan akan berakhirnya.
Alhamdulillah, di akhir bulan Juli kembali siswa-siswi TK Islam Kreatif Salsabila meraih beberapa prestasi di tingkat Kaltim, dengan mengikuti beberapa lomba yang diadakan oleh Komunitas Kampung Dongeng Etam Kaltim. Sebagai upaya untuk menggali bakat dan kemampuan anak agar tetap berkarya di masa pandemi. Adapun prestasi yang diraih adalah Lomba Mendongeng Juara 2 atas nama Andi Muhammad Edgar, judul cerita 7 Anak Kambing dan Serigala dan Juara 3 atas nama Tijjan Ziyan Ashfa, dengan judul cerita Festival Kuliner Bontang serta Aqila Kamila Juara 1 Lomba Membuat Bekal Sehat. Semoga prestasi ini mampu menginspirasi anak-anak kita untuk terus berkarya.
Beberapa tips yang bisa saya berikan dalam menjaga kreativitas dan produktivitas di masa pandemi agar terus bersemangat untuk diri sendiri juga menginspirasi orang lain adalah
Pertama, mencintai kegiatan keseharian meski di rumah.
Mungkin secara sepintas, hari-hari yang dilalui setiap hari di rumah bagaikan terasa sama, tetapi sebetulnya berbeda. Maka buatlah hari-hari terus bersemangat dan optimis bersama keluarga di rumah.
Kedua, menjadikan setiap perubahan dan perbedaan adalah energi bahagia.
Setiap keluar rumah walau sangat terbatas seperti saat ini, bertemu murid-murid, orang sekitar, bersosialisasi, dan bergaul dengan hal-hal unik ataupun rumit harus menjadi spirit, sumber energi bahagia untuk diri kita dan mewarnai orang lain.
Ketiga, berpikir positif dan optimistis karena pandemi ini terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Untuk itu membangun pikiran positif dan terus optimis menjadi hal penting dalam hidup, tak hanya untuk diri kita tapi juga berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain, sepanjang apapun yang bisa kita lakukan. (**)
Catatan oleh: Muthi’ Masfu’ah, A.Md, CN. NLP
(Direktur Pelaksana Harian Yayasan RK Salsabila, Penulis dan Koordinator Abi Literasi Kaltim)
