Oleh: Elfrida Sentyana Siburian, Mahasiswa Universitas Mulawarman, Program Studi Ilmu Komunikasi
New Normal tentu tidak asing lagi di telinga kita sejak adanya pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun lamanya. Seorang Guru Besar Anthropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Prof. Irwan Abdullah mengatakan bahwa New Normal adalah bentuk pernyataan kebudayaan dan dinilai sebagai presenden kebudayaan. Pasalnya berdasarkan pernyataannya Covid-19 memberikan pertanyaan bagi kita seberapa kuat budaya Indonesia di masa yang akan datang.
Tentunya jika kita lihat dan kita pahami New Normal merupakan suatu tantangan besar bagi kita khususnya generasi milenial. Masuknya budaya baru disertai majunya teknologi bukan hanya memberikan dampak positif saja tetapi dampak negatif.
Dr. Yusrita Yanti, S.S, M.Hum., menyampaikan bahwa saat berkomunikasi antar budaya berarti kita mempelajari situasi orang orang dari berbagai latar belakang budaya yang berinteraksi. Tentunya selain bahasa, yang menjadi tantangan bagi kita yaitu terkait pola pikir dan atribut sosial.
Salah satu contoh yang paling jelas kita lihat yaitu bagaimana anak-anak milenial sekarang justru lebih tertarik kepada budaya luar, menonton drama Korea (drakor) tanpa mengerti pentingnya pendidikan komunikasi lintas budaya.
Mulyana, 2008 dalam bukunya mengatakan komunikasi antarbudaya merupakan proses pertukaran pikiran dan makna antara orang orang yang berbeda budaya. Individu dengan berbagai latar belakang kebudayaan, ras, agama, nilai, dan norma.
Dengan majunya teknologi informasi, akses yang mudah maka sebagai generasi muda kita harus bijak dalam menggunakannya. Menjalin sosialisasi dan komunikasi yang baik dengan orang yang di luar Indonesia dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada.
Pada dasarnya budaya dan komunikasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seperti yang dijelaskan DeVito dalam bukunya bahwa budaya akan mempengaruhi setiap aspek dalam pengalaman komunikasi.
Untuk itu tugas kita bukan lagi menelan budaya yang masuk itu secara mentah mentah, bukan juga kita terlalu ekslusif. Sebagai anak bangsa saya mengajak seluruh pemuda saat ini untuk tetap siap menghadapi tantangan yang ada, berkomunikasi dengan budaya asing tanpa melupakan budaya sendiri.
Tentunya yaitu belajar beradaptasi. Covid-19 tidak lagi sebagai suatu musibah besar bagi kita, tetapi suatu peluang untuk kita bisa berhubungan dengan banyak orang yang berbeda budaya. Demi meningkatkan komunikasi lintas budaya di era New Normal maka harus selalu disertai dengan bertambahnya struktur pengetahuan dan kesadaran guna menciptakan keselarasan dan keharmonisan. (**)