spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tinggal Kenangan, Jembatan Ulin yang Diklaim Terpanjang se-Asia Kini Dibeton

Kisah jembatan ulin terpanjang di Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara, tinggal kenangan. Infrastruktur yang menghubungkan empat desa itu kini dibeton. Susahnya mencari ulin hingga mengurangi polusi suara menjadi alasan bangunan tersebut diubah konstruksinya.

Keempat desa tersebut adalah Kayu Batu, Muara Muntai Ilir, Muaran Muntai Ulu, dan Rebaq Rinding. Jembatan ulin yang dibangun pada 1980 silam ini memiliki panjang 16 kilometer. Jumlah tersebut diklaim yang terpanjang ketimbang jembatan ulin lainnya yang ada di Asia.

Anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian, menyebut, saat ini jembatan tersebut tengah disemenisasi. Alasan disemenisasi, kata dia, karena mencari bahan baku ulin saat ini susah. Kalau toh ada, harganya terbilang mahal ketimbang semenisasi. Menggunakan ulin juga menciptakan polusi suara karena ketika dilintasi kendaraan bermotor, jembatan mengeluarkan bunyi yang mengganggu aktivitas warga.

Alasan lainnya, tambah Sopan, kualitas ulin tidak lebih kuat ketimbang beton karena saat ini, yang meilintasi jembatan tersebut bukan hanya kendaraan roda dua tapi juga kendaraan roda tiga yang mengangkut barang-barang berat. Keberadaan kendaraan-kendaraan ini yang membuat jembatan rusak. Padahal, jembatan tersebut menjadi akses vital warga.

BACA JUGA :  Kembalinya Slamet Riyadi: Kisah 9 Hari Tersesat dan Penyelamatan Tim SAR Gabungan

“Semenisasi ini menjadi solusi jangka panjang yang baik karena nanti kendaraan roda empat juga bisa melintas. Tapi, mobil tidak boleh membawa barang berlebih,” terang Sopan kepada kaltimkece.id, jaringan mediakaltim.com.

Sopan mengklaim, perubahan konstruksi ini mendapat persetujuan dari seluruh warga. Walaupun, dia mengaku, sempat terjadi pro dan kontra. Sebagian warga tidak ingin jembatan diubah tampilannya karena adanya jembatan ulin, membuat desanya terkenal dengan sebutan Kampoeng Telihan atau Kampung Kayu. Akan tetapi, setelah diberi penjelasan, warga bisa menerima karena alasan perubahannya masuk akal.

“Ciri khasnya sebagai jembatan ulin terpanjang di Asia memang akan hilang. Namun, karena jembatan ini menggunakan ratusan ribu kayu ulin, sedangkan mencari kayu ulin mulai susah, jadi harus diganti. Langkah ini juga sebagai upaya melestarikan tumbuhan ulin,” jelas Sopan.

Dia menyebut, seluruh permukaan jembatan sepanjang 16 kilometer akan dicor semen. Sedangkan pondasinya tetap menggunakan ulin tapi telah diperbarui agar lebih kuat. Proyek semenisasi ini dijalankan bertahap.

Pada 2021 ini, semensiasi dilakukan di ruas jalan desa. Biayanya menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD). Kemudian dilanjutkan sampai tuntas pada tahun depan. Total, proyek ini membutuhkan dana sebesar Rp 18 miliar yang bersumber dari ADD dan APBD Kukar.

BACA JUGA :  Selamat Jalan, Pak Johny Ng

Pada kesempatan berbeda, Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Awang Mohammad Guntur, mengatakan, semenisasi sudah mulai dikerjakan. Ruas jalan di Muara Muntai Ilir dan Muara Muntai Ulu sepanjang 190 meter, menjadi yang pertama disemenisasi. “Dananya memanfaatkan ADD dan alokasi anggaran pokok pikiran anggota DPRD Kukar,” sebut Awang.

Dia membenarkan, warga setuju perubahan kontruksi jembatan karena keberadaan ulin mulai langka. Harganya pun terlampau mahal. Untuk satu kubik ulin berisi 40 potong papan, sebut Awang, harganya mencapai Rp 7,5 juta. Dia juga membenarkan, menggunakan ulin membuat jembatan kerap rusak dan menciptakan polusi suara.

“Walau memang ada pro dan kontra, mayoritas masyarakat menginginkan disemenisasi. Hal ini demi kebaikan bersama. Warga juga merasa nyaman beraktifitas,” beber Awang.
Jembatan ulin, sambungnya, juga membuat kendaraan roda empat milik warga tidak bisa melintas. Selama ini, mobil dipakir warga di desa lain. “Kalau semenisasi ini sudah rampung, warga bisa melintasi jembatan menggunakan mobil,” tandasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img