Beranda BALIKPAPAN Tiga Rumah Sakit di Balikpapan Tolak Pasien, Pasien Anak Naik Tajam

Tiga Rumah Sakit di Balikpapan Tolak Pasien, Pasien Anak Naik Tajam

0
Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarty. (surya aditya/kaltimkece.id)

BALIKPAPAN – Situasi dunia kesehatan di Balikpapan kian mencekam. Sejumlah tenaga medis disebut bertumbangan akibat terpapar Covid-19. Beberapa rumah sakit dilaporkan telah disesaki pasien Covid-19. Bahkan, RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) telah memasang lampu merah untuk penderita virus mematikan itu. Skenario penanganan yang tidak wajar tengah disiapkan petugas kesehatan.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Balikpapan, Senin (28/6/2021), menggelar rapat tertutup bersama sejumlah direksi rumah sakit. Bertempat di kantor Pemkot Balikpapan, kegiatan itu turut dihadiri beberapa pemimpin organisasi kesehatan Kaltim, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Melaporkan situasi rumah sakit menjadi agendanya.

Kepada awak media, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Balikpapan, Andi Sri Juliarty, membeberkan hasil pertemuan tersebut. Disampaikan bahwa semua fasilitas kesehatan di Balikpapan sedang krisis. Bahkan, dari 10 rumah sakit rujukan Covid-19 di kota ini, tiga rumah sakit dipastikan telah penuh sejak Ahad (27/6/2021) malam. Ketiganya adalah RSKD, RSUD Beriman, dan RS Pertamina.

Padahal, ketiga rumah sakit yang menjadi tempat utama penanganan Covid-19 di Kaltim itu, diklaim telah menambah fasilitas pengobatan Virus Corona. Penambahan ini, sebut Dio, panggilan Andi Sri Juliarty, atas instruksi Kementerian Kesehatan dan wali kota Balikpapan pada awal Mei lalu, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

“Dari laporan, semua rumah sakit telah melaksanakan anjuran tersebut. Di Kanujoso, misalnya, sudah menambah 14 tempat tidur ICU. RS Pertamina sudah menambah 20 tempat tidur isolasi, ICU-nya menambah 5 tempat tidur,” beber Dio yang juga kepala Dinas Kesehatan Balikpapan.

Solusi sementara, sambung Dio, ketua PERSI Kaltim, Edy Iskandar, telah menyerukan kepada para pimpinan rumah sakit menyiapkan ruang tambahan darurat penanganan Covid-19, aula pun dipersilakan untuk digunakan. Hal tersebut dilakukan agar semua pasien Covid-19 bisa tertangani.

“Di rapat tadi, ketua PERSI Kaltim bilang, apapun yang terjadi, kita harus tetap melayani karena kita-lah yang diberi amanah sebagai penjaga terakhir,” ucap Dio.

Skenario terburuk juga tengah disusun Satgas Covid-19 Balikpapan mengantisipasi lonjakan kasus. Yaitu, penderita Covid-19 yang masih stabil atau tidak bergejala akan disolasi mandiri di rumah atau tempat khusus yang disediakan Pemkot Balikpapan. Dalam hal ini, Satgas akan bekerja sama dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP). Sebab, hanya DPJP yang dapat menentukan layak-tidaknya pasien menjalani isolasi mandiri. “Kalau dulu, mau stabil atau tidak, pasien Covid-19 pasti masuk rumah sakit,” tutur Dio.

Bukan hanya fasilitas yang krisis, tenaga kesehatan di Balikpapan juga sama. Dio menyebut, sekitar lima tenaga kesehatan di RSKD dan dua di RSUD Beriman terkonfirmasi positif Virus Corona. Pemkot Balikpapan lantas menyerukan penambahan tenaga kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan.

“Hari ini, RSKD sudah merekrut 12 perawat menggunakan APBD Balikpapan karena ini kondisinya emergency. Kami juga sedang merekrut untuk di Embarkasi Haji,” tutur Dio.

Dalam rapat tersebut, turut diketahui perkembangan kasus anak terpapar Covid-19 di Kaltim. Berdasarkan data IDAI Kaltim, kata Dio, jumlah kasus anak di Bumi Etam meroket setelah Idulfitri 1442 Hijriah. “Ya, jumlahnya naik 400 persen,” tandasnya.

Ketua PERSI Kaltim, Edy Iskandar, membenarkan bahwa kapasitas layanan kesehatan Covid-19 di RSKD telah penuh. Bahkan, dia memastikan, sejak Senin (28/6/2021), rumah sakit berpelat merah itu sudah tidak menerima pasien Covid-19.

“Kami sudah menambah ruang perawatan, tapi, semuanya sudah full,” jelas Edy yang juga menjabat Direktur RSKD, kepada kaltimkece.id.

Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud, menyampaikan bahwa ia telah mengajukan peminjaman Embarkasi Haji di Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, untuk digunakan sebagai isolasi pasien Covid-19. Pengajuan tersebut dilayangkan kepada Pemprov Kaltim. Rencananya, Embarkasi Haji mulai digunakan pada Selasa, 29 Juni 2021.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Balikpapan menurun pada Senin, 28 Juni 2021. Pada hari itu, ada 155 kasus. Sedangkan hari sebelumnya ada 181 kasus. Mundur sehari lagi, Sabtu, 26 Juni, terdapat 166 kasus. (kk)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version