PPU – Anggota Komisi III DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron turut mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan Pekan Raya UMKM yang diadakan tiap akhir pekan. Namun begitu, dampak negatif yang berpotensi muncl juga perlu menjadi perhatian Pemkab PPU.
Sejak hadirnya Pj Bupati PPU, Makmur Marbun memimpin Pemkab PPU, berbagai terobosan dilakukan. Salah satunya ialah mengadakan pentas seni dan pasar UMKM lokal di Alun-ALun Kantor Bupati tiap akhir pekan.
Tiap diadakan, taman yang biasanya gelap-gulita itu kini mulai ramai didatangi masyarakat. Diyakini pula, adanya kegiatan itu memicu jual-beli masyarakat dan penjual lebih banyak. Dengan harapan, perputaran dan perkembangan perekonomian di Benuo Taka lebih cepat terjadi.
“Bagus saja adanya acara itu, membawa rasa senang dan keceriaan di masyarakat. Tapi tetap ada kekhawatiran terkait dampak adanya acara tersebut,” ujarnya, Rabu (29/11/2023).
Dalam catatan Thohiron, menyoroti kurangnya efek positif yang dirasakan oleh para pelaku UMKM. Untuk itu, ia menekankan pada penyelenggara acara untuk memastikan bahwa kegiatan acara ini benar-benar memberikan keuntungan pada pelaku usaha dan masyarakat.
“Mestinya harus ada feedback yaitu produk UMKM semakin laris dan semakin dikenal,” kata Thohiron.
Dalam tiap pelaksanaan, tidak kurang dari 120 UMKM dilibatkan. Namun ia meminta, penentuan dari pelaku usaha yang dapat berjualan dalam acara tersebut diperjelas. Agar tidak ada pelaku usaha yang merasa dirugikan, karena tidak adapat berpartisipasi dalam kegiatan.
Selain itu, Thohiron juga menyoroti fokus Pekan Raya UMKM yang terpusat di Kecamatan Penajam. Menurutnya, perlu dilibatkan juga Kecamatan Babulu, Waru, dan Sepaku, yang memiliki potensi UMKM di wilayahnya.
“Kalau itu dilaksanakan di Kecamatan Penajam terus kan pelaku UMKM hanya seberapa. Warga Babulu dan UMKM di sana enggak bisa menyaksikan di sini karena terlalu jauh. Alahngkah baiknya, kalau ada anggarannya dibagi secara proporsional,” tutupnya. (ADV/SBK)
