BONTANG – Waduk Kanaan hingga saat ini belum bisa dioptimalkan untuk menanggulangi banjir di Bontang. Minimnya anggaran pengerukan, menjadi penyebabnya.
Karel, Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (DPUPRK) Bontang menuturkan, untuk lahan dan aset di waduk yang beralamatkan di Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat tersebut, merupakan aset milik Pemkot Bontang. Namun dalam kegiatan operasional dan pemeliharaannya, masuk dalam anggaran Balai Wilayah Sungai yang berada di bawah naungan Kementerian PUPR. “Kantornya berada di Samarinda,” ujarnya saat ditemui, Rabu (30/3/2021).
Tahun lalu, sambung Karel, Balai Wilayah Sungai telah mengucurkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk pekerjaan pengerukan waduk. Kendati demikian Karel menilai, dengan anggaran tersebut, hanya bisa mengeruk seperempat dari keseluruhan endapan waduk. Menurutnya, agar pengerukan bisa maksimal, maka setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 15 miliar. “Idealnya setiap tahun dikeruk. Tetapi kembali lagi ke anggaran,” bebernya.
Menurut Karel, waduk Kanaan cukup optimal dalam menampung debit air sehingga meminimalisasi terjadinya genangan dan banjir di tempat lain. Namun karena pengerukan endapan tidak bisa maksimal dan rutin, fungsi itu belum bisa dioptimalkan. “Apalagi sungai-sungai di sekitar Kanaan lebih rendah posisinya dari waduk. Sehingga tidak ada air masuk. Makanya butuh dikeruk,” tandasnya. (bms)