spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tekan NRW Penjualan Air PTMB Meningkat, Balikpapan Timur Masih Bisa Optimal

BALIKPAPAN – Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) mencatat pertumbuhan pelanggan air bersih warga Kota Balikpapan saat ini masih statis. Penyebabnya karena masih terbatasnya ketersedian bahan baku air bersih.

Direktur Utama PTMB, Yudhi Saharuddin, mengatakan bahwa saat ini pertumbuhana penduduk tidak seimbang dengan penambahan jumlah pelanggan.

“Jumlah pelanggan kita statis karena air baku kita kurang,” ujarnya Senin (20/1/2025).

Meskidemikian PTMB menilai masih ada optimalisasi pelayanan di wilayah Balikpapan Timur. Kecamatan paling timur ini dilayani dengan Waduk Tritip dan air sumur termasuk embung Aji Raden yang masih terus berproses.

“Kalau ada pertanyaan kenapa masihi dipasang? Kami melihat mana yang masih bisa dioptimalisasi mana yang tidak. Salah satu daerah yng bisa dipasang itu Balikpapan Timur,” jelasnya.

“Hanya keluhan timur reservoar karena topografi Balikpapan di timur itu cukup tinggi sehingga masih belum maksimal disana,” tambah Yudhi.

Yudhi menyebutkan catatan PTMB pada tahun 2023 jumlah air terjual ada penambahan 28 juta meter kubik. “Dibanding tahun 2021 dan 2022. Kalau lihat sumbernya sama saja 50 juta. Kenapa di 2023 itu alami peningkatan penjualan air? Karena tingkat kehilangan air tahun (NRW) 2022 itu 33 persen dan tahun 2021 itu 38 persen, tahun 2023 turun menjadi 29 persen. Sehingga ada penambahan air bersih yang terjual. Tahun 2024 itu 26 persen NRW,” jelasnya.

Tahun 2025 ini, PTMB melakukan perbaikan optimalisasi pipa yang bocor, mengatur distribusi air agar merata dan mengatur managemen pressure  dengan menambah reservoar di daerah tinggi.

“itu yang kami lakukan tahun 2025 ini. Bagaimana caranya air bisa mengalir merata meskipun sumber air baku tidak ada. Betul-betul kita lakukan efisiensi, efektivitas dan optimilisasi,” tegasnya.

Yudhi juga mengungkapkan data scada yang dapat dimonitor online, diketahui IPA Km8 dan Damai, produksi dan distribusi setiap harinya 100 persen. Terkait pemanfaatan dan keberadaan air sumur, Yudhi menilai sebaiknya kedepan tidak banyak digunakan mengingat akan menggerus permukaan air tanah.

“Balikpapan jangan sampai terjadi seperti di DKI Jakarta. Karena ini berbahaya apalagi topografi kita berbukit,” tutupnya.

Penulis: Aprianto
Editor: Agus S

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

62.1k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img