BONTANG – Skate Park yang berada di Lapangan Bessai Berinta Lang-lang menjadi sorotan Komunitas Indonesia Skateboard (KIS) Kota Bontang. Fasilitas olahraga tersebut disebut tidak pernah mendapatkan perbaikan sejak dibangun pada 2010.
Risky, perwakilan KIS Bontang, mengungkapkan 80 persen area skate park saat ini tidak layak digunakan. Ia pun meminta agar pemerintah melakukan perombakan total terhadap fasilitas tersebut.
Selama Lang-Lang ditutup, pihaknya selalu bermain berpindah-pindah mulai dari Gor Loktuan, Gor PKT dan Lapangan Voli Kampung Baru. Namun terkadang harus kejar-kejaran dengan Satpol PP karena mereka menggunakan fasilitas umum yang ditakutkan dapat membahayakan orang lain.
“Makanya, mau ditaruh ke mana lagi komunitas ini kalau tidak ada fasilitas olahraga yang memadai,” terangnya dalam sidak Komisi B dan C di Lapangan Bessai Berinta, Senin (6/1/2025).
Riski menyatakan sempat ada perbaikan pada tahun 2018 oleh perusahaan dikarena ada kegiatan, perbaikan itu juga hanya bersifat sementara. “Waktu itu acara Badak NGL, mereka perbaiki tapi bukan untuk jangka waktu yang lama,” terangnya
Kemudian pada 2019 pihaknya juga pernah mengajukan anggaran untuk perbaikan, namun mereka hanya mendapatkan dana untuk perbaikan skala kecil. “Itupun tidak jadi karena pandemi,” tuturnya.
Dibandingkan dengan lapangan basket yang sudah diperbaiki tiga kali, Skate Park sama sekali tidak pernah disentuh oleh Pemkot Bontang sehingga ia meminta agar ada perombakan total. Ia juga menjelaskan bahwa dalam KIS sendiri terdapat SDM yang mengerti terkait standar pembuatan arena skate, sehingga ia berharap teman-teman KIS dapat ikut dalam pengawasan perbaikan skate park itu sendiri.
Menanggapi itu, Ketua Komisi C DPRD Bontang, Alfin Rausa Fikry mengimbau dinas terkait yakni Dispoparekraf untuk mengajak KIS dalam pembuatan perencanaan arena skate.
Menurutnya, hal itu tepat dilakukan lantaran komunitas tersebut lebih memahami terkait standardisasi arena tersebut. “Nanti ada juga Winardi dari Komisi B juga ikut membantu untuk mendorong hal tersbut bisa terwujud,” tambahnya.
Tidak hanya langkah berdiskusi, ia akan menyampaikan aspirasi tersebut ke pemerintah selanjutnya yaitu Neni-Agus Haris agar hal tersebut bisa diwujudkan pada 2026 mendatang. “Kalau bisa pada anggaran murni tahun depan sudah bisa direalisasikan,” tutupnya
Penulis: Syakurah
Editor: Nicha R