spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tak Bekerja Sendiri, Bupati Edi Gandeng Dunia Usaha Tangani Stunting di Muara Kaman

TENGGARONG – Tidak ingin setengah-setengah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) tampak serius dalam upaya penanganan stunting. Tidak sekedar bekerja sendiri, namun sejumlah pihak pun diundang, tak terkecuali dunia usaha.

PT MKH dan PT SKL pun kompak, jalin komunikasi hingga berkolaborasi dalam penanganan stunting. Teranyar, dengan mendirikan Rumah Bahagia, di Kecamatan Muara Kaman. Tepatnya di Desa Sedulang. Diresmikan langsung Bupati Kukar, Edi Damansyah, pada Kamis (15/8/2024).

Rumah Bahagia, yang sudah berdiri sejak 2012 lalu, kini bertransformasi dari tempat penitipan anak, menjadi pusat penanganan stunting. Tempat yang dulunya sebagai lokasi penitipan anak bagi orang tua yang bekerja di PT MKH. Namun bertransformasi, keinginan bersama agar penanganan stunting di desa tersebut bisa dijalankan dengan baik.

“Saya sering datang ke sini, melihat anak-anak bermain dan belajar. Namun, ada sesuatu yang mengusik hati saya ketika melihat beberapa dari mereka tampak kurang gizi,” ungkap Edi.

“Tempat ini awalnya hanya sebuah penitipan anak, tetapi saya tahu, dengan sedikit usaha lebih, tempat ini bisa menjadi pusat penanganan stunting yang efektif,” timpalnya lagi.

Rumah Bahagia tidak serta-merta berdiri sendiri. Namun berawal dari keinginan bersama, kemudian ditindaklanjuti antara Pemkab Kukar bersama dua perusahaan tersebut. Kini, tempat ini menjadi rumah bagi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan serentak, dengan harapan dapat meningkatkan gizi anak-anak yang berpotensi mengalami stunting.

Kecamatan Muara Kaman memang menjadi satu diantara beberapa kecamatan yang tercatat memiliki angka stunting yang tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan serentak secara nasional di bulan Juni 2024 lalu. Total 599 anak didiagnosis stunting. Kemudian ada 18 anak yang mengalami gizi buruk, dan 147 anak lainnya mengalami gizi kurang.

“Angka-angka ini bukan hanya statistik,” ujar Edi.

Karakteristik geografis pun menjadi salah satu faktor. Lokasi antar desa yang berjauhan, Puskesmas yang berada jauh dari desa-desa, berpengaruh kepada perhatian mereka ke setiap anak-anak di desa. Mak Edi pun menekankan, bahwa koordinasi antara pihak kecamatan, puskesmas, dan perusahaan harus lebih baik.

“Kami telah membuat kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan ini, dan mereka berkomitmen untuk membantu. Tidak ada tembok beton yang memisahkan kita di sini, hanya butuh komunikasi yang lebih baik dan kerja sama yang lebih erat,” tambahnya.

Rumah Bahagia pun kini disulap. Tidak hanya sebagai tempat anak mlbermain dan belajar. Namun menjadi tempat ibu-ibu mendapatkan edukasi penting, untuk tumbuh kembang anaknya. Karena peran orang tua sangat berperan penting, dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting. Mulai dari edukasi tentang pola makan yang tepat, seperti pemberian susu dan roti yang seimbang. Agar tidak menyebabkan masalah kesehatan lain seperti diare.

“Rumah Bahagia bukan hanya tentang anak-anak. Ini tentang seluruh keluarga, tentang membangun kebiasaan yang sehat dari hulu ke hilir,”

Peresmian Klinik Rumah Bahagia ini, menandai awal dari komitmen baru Pemkab Kukar dan dunia usaha dalam menangani masalah stunting di Muara Kaman. Dalam dua bulan ke depan, sebelum pengukuran serentak berikutnya pada bulan Oktober, fokus akan diberikan pada pemberian makanan tambahan yang tepat. Ditambah edukasi bagi orang tua. Ini adalah periode kritis, di mana keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kerja sama semua pihak.

“Muara Kaman harus 100 persen siap. Ini bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi tentang masa depan anak-anak kita. Kita tidak bisa lagi abai,” tutup Edi. (Adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti