TANJUNG REDEB – Warga Kampung Tabalar Muara kembali menagih janji Perusahaan Listrik Negara (PLN) Berau, yang berjanji merealisasikan listrik 24 jam pada pertengahan 2022. Namun, fakta di lapangan, hanya sebagian warga yang menikmati listrik.
Salah seorang warga RT 1 Kampung Tabalar Muara, Ical mengaku sudah sebulan tidak menikmati penerangan listrik. Hal itu juga dirasakan warga RT 4 karena keterbatasan BBM jenis solar. Sedangkan untuk RT 2 dan RT 3, listrik hanya menyala beberapa jam.
“Solar sudah sulit didapat, ditambah dengan harga yang meningkat. Kami tidak bisa menikmati listrik, kami menunggu realisasi PLN,” katanya, Sabtu (24/9/2022).
Dia menuturkan, krisis listrik kini semakin parah menyusul mahalnya harga solar. Sehingga, warga terpaksa menggunakan lilin untuk penerangan pada malam hari.
“Ya karena sumber penerangan terbatas, mau tidak mau kami menggunakan lilin saja,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi, Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Berau, Akhlis mengungkapkan, pembangunan jaringan listrik di daerah Tabalar Muara masih berstatus on progress dari tim Listrik Desa (Lisdes).
Dia mengaku, pihaknya sudah menargetkan pada tahun ini, Tabalar Muara dapat menikmati listrik 24 jam. “Tim Lisdes kami terus bekerja. Target kami tahun ini selesai,” bebernya.
Akhlis mengungkapkan, pihaknya juga menemui kendala, yakni tanah yang keras. Hal itu memaksa PLN mengundurkan waktu pemasangan tiang listrik. Sebab, untuk satu tiang listrik, dibutuhkan 1/6 dari panjang tiang masuk ke dalam tanah, agar dapat mencegah tiang roboh.
“Semua tiang sudah terpasang. Tapi dalam pemasangan ada menemukan kesulitan pada kontur tanah yang berbeda dengan Tanjung Redeb. Tanah di sana itu bebatuan. Jadi keras,” imbuhnya.
Untuk panjang tiang sendiri, menurut Akhlis berbeda-beda, ada yang 12 meter, hingga 14 meter. Disatu sisi, Akhlis berjanji tahun 2022 ini, Tabalar Muara dan Ilir akan menyala seluruhnya selama 24 jam.
“Target kita rampung sebelum akhir tahun. Saat ini tinggal pemasangan aksesoris saja,” pungkasnya. (Dez)