BALIKPAPAN – Matahari mulai memancarkan sinar setelah beberapa hari belakangan mendung kerap menyelimuti Balikpapan. Bibir Sunyi, bukan nama sebenarnya, tersungging menyambut mentari. Akhirnya, gumam gadis 14 tahun itu, pakaiannya yang kotor bisa segera dibersihkan.
Sunyi segera mencuci beberapa lembar pakaian di belakang rumahnya di Balikpapan Barat, Sabtu (10/7/2021). Kira-kira pukul 08.30 Wita, cuciannya yang terakhir selesai diperas. Siswi SMP itu kemudian ke depan rumah membawa serta semua cucian. Satu per satu pakaiannya yang sudah basah dijemur.
Saat sedang menggantung pakaian, tiba-tiba tubuh Sunyi didekap tetangganya, sebut saja Bento, 54 tahun, dari belakang. Sunyi merasakan betul, kedua tangan pria tua itu menggerayangi paha hingga dadanya. Sontak saja, Sunyi menjerit. Mendengar pekikan, Bento mengakhiri aksi bejatnya dan pergi.
Sunyi lalu masuk rumah. Sambil tersedu-sedu, ia menemui tantenya, panggilan saja Maya, yang sedang memasak di dapur. Kepada perempuan 35 tahun itu, Sunyi mengadukan peristiwa keji yang baru saja dialaminya. Mendengar cerita tersebut membuat Maya naik pitam. Saat itu juga, ia mendatangi rumah Bento yang hanya berjarak 50 meter dari rumahnya. Beberapa tetangganya turut ikut. “Namun, rumahnya dikunci dari dalam. Dia enggak mau keluar,” cerita Maya kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com di Markas Kepolisian Resor Kota Balikpapan, Senin (12/7/2021) siang. Dari depan rumah, Maya bersama warga terus menyorak-nyoraki Bento.
Kegaduhan tersebut segera didengar petugas kepolisian. Menjelang siang, petugas berseragam cokelat tiba dan langsung mengamankan Bento. Lelaki berkopiah putih itu lalu dibawa petugas ke kantor polisi. Kegaduhan berangsur mereda.
Kepada petugas dan keluarga Sunyi, Bento membantah telah melakukan perbuatan cabul. Dia berkilah, saat itu, Sunyi terpeleset. Ia kemudian memeluk tubuh Sunyi dari belakang untuk memberikan pertolongan. Tapi, bagi Maya, pengakuan itu cuma omong kosong. “Bagaimana menolong, ‘lah, si anak menangis terus,” ungkap Maya.
Keyakinan Maya bahwa Bento telah berbuat cabul semakin kuat karena korban-korban Bento yang lain juga buka suara. Salah satunya adalah adik kandung Sunyi yang masih 11 tahun. Kepada Maya, sang adik mengaku pernah disentuh buah dadanya oleh Bento. Kemudian dua anak tetangga Maya, juga mengaku telah diperlakukan tak senonoh oleh Bento. “Keponakan saya itu jadi berubah perilakunya. Sebelumnya, dia sangat energik orangnya. Setelah kejadian itu, dia jadi pendiam,” beber perempuan berkerudung tersebut.
Meski sejumlah petunjuk Bento melakukan perbuatan cabul dikemukakan, polisi punya pandangan lain. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Polresta Balikpapan, Inspektur Polisi Dua Iskandar Ilham, menyampaikan bahwa bukti fisik yang menyatakan Bento melakukan perbuatan asusila sangat minim.
Oleh karena itu, setelah menahan dan memeriksa Bento selama 1×24 jam, polisi membebaskan pria tersebut. “Kami hanya minta dia wajib lapor setiap Senin dan Kamis,” kata Ipda Iskandar.
Meski demikian, dia memastikan, pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. Dia mempersilakan korban Bento lain yang memiliki bukti akurat untuk melapor ke pihak kepolisian. “Kami pasti akan menindaklanjuti,” ucapnya.
Mengetahui Bento dibebaskan membuat Maya gusar. Dia khawatir, Bento akan mengulangi perbuatan bejatnya. Dengan dasar itu, dia meminta agar aparat tetap memberi tindakan tegas kepada Bento. “Paling tidak, dia tidak diperbolehkan tinggal di kampung kami,” ucapnya. (kk)