SANGATTA – Truk raksasa yang menjadi ikon di Sangatta, Kutai Timur, kini semakin populer sebagai spot wisata dan swafoto bagi warga setempat maupun pengunjung. Namun, sayangnya, keindahan landmark tersebut mulai tercemar oleh sampah yang berserakan di sekitarnya.
Pengunjung yang datang ke lokasi mengeluhkan kondisi lingkungan yang kurang terawat. Sampah plastik, botol bekas, hingga sisa makanan terlihat menumpuk di beberapa sudut area sekitar truk raksasa tersebut.
“Sayang sekali, tempat sebagus ini malah kotor. Banyak orang datang untuk foto-foto, tapi tidak semua peduli dengan kebersihan,” ujar Nurdanianti yang ditemui, Sabtu (15/3/2025).
Truk raksasa ini merupakan salah satu daya tarik wisata di Sangatta. Kendaraan besar yang dulunya digunakan untuk operasional tambang ini kini dijadikan monumen yang mencerminkan identitas daerah sebagai wilayah pertambangan. Sejak diresmikan sebagai ikon kota, banyak wisatawan lokal yang datang untuk berfoto dan menikmati pemandangan.
Namun, kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan menyebabkan kawasan ini tampak kumuh. Warga sekitar berharap pihak terkait segera mengambil langkah untuk menangani masalah ini.
“Kami berharap ada tempat sampah yang lebih banyak dan pengelolaan kebersihan yang lebih baik. Mungkin juga bisa dipasang papan imbauan agar pengunjung lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan,” usulnya.

Sementara, Koordinator Kebersihan Bukit Pandang, Burhanuddin mengungkapkan bahwa sampah yang mendominasi area ikon berasal dari kemasan makanan dan minuman yang dibawa pengunjung.
“Setiap hari kami mulai bersih-bersih dari pukul 07.00 hingga 09.00 Wita. Ada empat petugas yang bertugas memastikan kawasan ini tetap rapi,” ujar Burhan kepada Media Kaltim.
Selain membersihkan sampah, tim kebersihan juga rutin menyapu dan mengepel area penyangga ikon tambang setiap dua hari sekali, serta memotong rumput yang mulai meninggi di sekitarnya.
Burhan menyebutkan meski tempat sampah sudah tersedia di beberapa titik, masih banyak yang membuang sampah sembarangan.
“Kadang pas kami lagi ngepel, pengunjung lewat begitu saja. Habis minum lempar sembarang, lantai kawasan truk juga masih basah, jadi cepat kotor lagi,” keluh Burhan.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R