KUTAI BARAT – Terkait krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) sepekan terakhir di Kutai Barat, hal ini ditanggapi serius oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Ridwai.
Dia mengungkapkan bahwa biang keladi dari kelangkaan BBM ini justru berasal dari SPBU dan APMS itu sendiri.
Sebab menurutnya, tim terpadu Pemkab Kubar sudah menyarankan agar SPBU dan APMS menyediakan lebih banyak kuota BBM non subsidi. Namun pengelola tempat tersebut menolak untuk mengambil risiko dengan membeli BBM non subsidi.
”Waktu kami sidak sebelum Lebaran, saya sudah sarankan dengan SPBU dan APMS supaya memperbanyak stok BBM yang non subsidi. Karena informasi dari mereka bahwa Pertamina tidak membatasi kuota BBM non subsidi seperti Pertamax dan Dexlite. Tapi anehnya mereka kok tetap bertahan menunggu yang subsidi seperti Pertalite dan Solar,” ucap Ridwai kepada pewarta di Kutai Barat Rabu (17/4/2024).
Ridwai menyebutkan, masyarakat tidak terlalu mempersoalkan harga. Asalkan barangnya ada.
“Karena kita di Kutai Barat ini, masalah harga itu sepertinya masyarakat kita tidak pernah protes, yang penting barangnya itu ada. Karena masyarakat itu mau saja beli di pinggir jalan dengan harga Rp 14 ribu dan takarannya juga kurang. Berarti bukan persoalan harga, tetapi dari pihak APMS sama SPBU ini hanya mau menunggu kuota pertalite sama solar saja,” tegasnya.
”Jadi yang membuat langka ini memang dari pihak SPBU sama APMS itu sendiri. Anehnya sampai hari ini Pertamax saja langka. Coba kalau mereka angkut saja Pertamax yang tidak ada batasan itu sebanyak-banyaknya, pasti tidak akan langka di Kutai Barat ini,” kata Ridwai.
Di sisi lain Ridwai menilai, pengetap BBM juga harus dibatasi. Respon cepat dan tindakan nyata dari pemerintah serta instansi terkait juga diperlukan untuk memastikan ketersediaan BBM yang memadai bagi masyarakat Kutai Barat.
”Kalau memang dari pihak pemerintah dan aparat tidak punya keinginan untuk memperbaiki situasi kelangkaan BBM ini, memang sampai kiamat pun tetap begitu – begitu saja,” imbuhnya.
Dalam menghadapi kelangkaan ini, Ridwai meminta PT Pertamina untuk mengevaluasi penyaluran dan distribusi BBM ke APMS dan SPBU di Kutai Barat.
Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R.