BONTANG – Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Abdul Kadir Tappa, menggelar kegiatan sosialisasi Wawasan Kebangsaan ke-2, terkait Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, yang berlangsung di Hotel Andika, Berbas Tengah, Kecamatan Bontang Selatan.
Kegiatan sosialisasi ini, Kadir Tappa menjelaskan apa arti dan menjaga keutuhan dalam empat pilar yang merupakan landasan yang kokoh dalam menjaga persatuan, kesatuan, dan keberagaman berbangsa indonesia.
Bahkan dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Tugas kita semua untuk menjaga keutuhan dengan empat pilar. Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya, dengan artian rawatlah badannya agar kita semua bisa mempererat kemerdekaan. Seperti kegiatan sosialisasi ini, kita berbeda suku, agama, tetapi kita semua mencoba menjadi satu kesatuan berbangsa,” jelasnya saat memimpin kegiatan sosialisasi, Jumat (23/2/2024).
Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bontang, Mujiono mengatakan jika suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat, dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan hidup.
Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
“Bahwa kita adalah indonesia, dengan adanya Pancasila masih utuh dan masih bersatu. Kesatuan harus ditanamkan, jika tidak pastinya akan lupa. Apalagi dengan anak-anak zaman sekarang yang tidak terlalu paham kesatuan dan sering kali melupakan apa arti kesatuan yang sebenarnya. Intinya kita berbeda-beda, tetapi tetap bersatu padu,” ucapnya.
Selanjutnya, narasumber terakhir Bilher Hutahaean mengatakan sila-sila dalam Pancasila dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa Pancasila memiliki sila-sila yang saling mengikat sehingga menjadi keseluruhan yang bulat.
“saya disini tidak berbicara tentang agama, akan tetapi kita harus mengimplementasikan bagaimana cara menghargai nilai-nilai yang telah dibuat oleh nenek moyang dulu. Jika tidak ada Pancasila, negara kita tentunya akan hancur, karena negara lain tidak mempunyai Pancasila seperti yang kita punya,” paparnya.
Di akhir sosialisasi, Kadir Tappa menambahkan bahwa dirinya ingin setiap akhir kegiatan sosialisasi adanya masyarakat yang unjuk diri untuk bertanya. Mempertanyakan apa yang belum diketahui, karena kegiatan sosialisasi seperti ini menjadi kesempatan yang bagus untuk masyarakat bertanya.
“Saya lebih suka jika mengadakan sosialisasi seperti ini banyak yang bertanya, dalam artian aktif dalam kegiatan. Semakin banyak bertanya, semakin tahu dengan apa yang sebelumnya belum diketahui,” tutupnya.
Penulis: Dwi S
Editor: Nicha R