PENAJAM – Sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN), pengelolaan sektor kepariwisataan Penajam Paser Utara (PPU) dinilai masih belum maksimal. Masih banyak hal yang perlu perhatian serius untuk diperbaiki.
Bila dilihat, kepariwisataan di PPU beberapa tahun terakhir memang mengalami kemajuan. Namun harus diakui pula bahwa hingga saat ini belum itu memperlihatkan tren positif.
Menurut Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani, harusnya PPU sudah memiliki langkah konkret. Khususnya dimulai pemerintah daerah sebagai salah satu bentuk persiapan menyambut IKN.
“Harus diakui juga, kalau mau dibilang terlambat, ini sudah terlambat. Tapi, tidak ada kata terlambat selama kita optimistis,” ujarnya dalam sebuah diskusi kepariwisataan, Minggu (15/5/2022).
Rizki menambahkan, PPU setidaknya sudah bisa memulai untuk melakukan akselerasi, terutama dalam hal persiapan pembangunan bidang pariwisata. Sebab, makin ke sini kunjungan berbagai lapisan masyarakat dari luar daerah mulai signifikan. Mereka berdatangan ke IKN, dimana PPU merupakan salah satu dari pintu masuk ke titik IKN tersebut.
“Sudah saatnya melihat, apa potensinya. Jangan melihat ada hutan ini, ada potensi itu. Tetapi harusnya memilah apa yang orang cari dan butuhkan,” terang dia.
Tak hanya itu, PPU juga seyogianya bisa mulai berbenah, terutama dalam hal perbaikan infrastruktur, sebagai salah satu pendukung kunjungan masyarakat luar. Maka dari itu, hasil identifikasi mengenai potensi atau daya tarik yang dianggap memiliki nilai ekonomi menjadi kuncinya.
“Butuh percepatan dari segi infrastruktur, banyak yang menarik di PPU ini. Budaya salah satu yang bisa menjadi daya tarik kunjungan dari luar, untuk berkunjung ke sini,” ujar Rizki.
Kondisi itu diakui Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa. Ia menjelaskan, sejauh ini kontribusi pariwisata terhadap Pendapat Asli Daerah (PAD) maupun pertumbuhan jumlah wisatawan ke Benuo Taka memang belum optimal.
Padahal, menurut Hamdan, banyak potensi yang bisa dimaksimalkan dan tentunya bisa memberikan kontribusi terutama dalam perekonomian daerah.
“Perkembangan pariwisata belum maksimal, terutama dalam PAD, maupun pertumbuhan jumlah wisatawan. Padahal PPU memiliki banyak potensi objek wisata yang apabila dikelola dapat memberikan hal positif dalam mendukung pertumbuhan konomi daerah,” ungkapnya, Selasa (17/5/2022).
Meski begitu, saran dan masukan dari setiap stakeholder dipastikan akan mulai didengarkan. Termasuk pula penggiat pariwisata yang ada di lokal PPU, akan mulai disinergikan dalam pengidentifikasian potensi destinasi yang ada.
“Kita juga baru memiliki RIPPDA, dan itu bisa jadi satu jalan keluar untuk kita mendapatkan anggaran dari luar,” pungkasnya. (sbk)