TANJUNG REDEB- Sulitnya nelayan memperoleh solar menjadi kendala dalam memaksimalkan hasil tangkapan. Kurangnya pasokan ikan membuat sebagian besar ikan di pasaran harus didatangkan dari Samarinda.
Menanggapi persoalan itu, Ketua Komisi II DPRD Berau, Andi Amir mengaku belum tahu persis bagaimana kelangkaan solar dapat terjadi. Sebab dirinya belum berkomunikasi dengan Kepala Dinas Perikanan.
“Saya belum tahu mengapa solar sulit untuk diperoleh. Biasanya nelayan kita dapat jatah khusus dari Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Nelayan,” ungkapnya, Sabtu (22/10/2022).
Namun dikatakannya, ketika dirinya ke wilayah pesisir selatan Berau, banyak nelayan yang mengeluhkan persoalan kelangkaan dan tingginya harga BBM. Bahan, hal itu sempat memicu terjadinya kelangkaan ikan.
“Karena persoalan itu banyak nelayan yang tidak melaut. Hal itukan memengaruhi hasil tangkapan nelayan,” ujarnya.
Dia membeberkan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah memanggil Pertamina dan Dinas Perikanan untuk membahas masalah ini.
“Nanti saya akan coba cek kembali. Terkhusus di wilayah Talisayan, Batu Putih, dan Bidukbiduk, karena daerah itu penghasil ikan terbesar,” bebernya.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, pihaknya akan mencari tahu penyebab langkanya solar. Sebab, ikan merupakan kebutuhan masyarakat.
“Tapi saya akan koordinasi dulu dengan setiap camat yang ada di pesisir, untuk memastikan hal itu,” imbuhnya.
Kendati demikian, dirinya akan berupaya untuk memastikan solar dapat diperoleh nelayan dengan mudah.
“Semoga persoalan kelangkaan dapat teratasi. Sehingga pasokan ikan di pasar kembali normal,” tutupnya. (Dez/Adv)