SAMARINDA-Keceriaan 78 siswa dari KBIT-TKIT Raudhatul Jannah Kelurahan Air Putih Samarinda Ulu tampak berbinar saat diajak berkunjung ke kebun hidroponik.
Mereka melihat bagaimana perkebunan hidroponik, bertanam sayuran dengan media paralon dan air sehingga tanaman bisa tumbuh subur, tetapi juga dikenalkan bagaimana cara menanamnya.
Pengelola TKIT Raudhatul Jannah Air Putih Samarinda, Inmas Devi Merdekawati mendampingi Kepala TKIT Raudhatul Jannah, Nurhafizah bersama para pengasuh yang lainnya.
Mereka dengan antusias menjelaskan dan mengarahkan anak didiknya saat tiba di perkebunan hidroponik milik Fikri Farm Hidroponik yang terletak di jalan Abdul Wahab Sjahranie Gg. 17 Blok D Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kamis (10/11/2022).
“Ini kegiatan kita mengenalkan anak-anak sejak dini bagaimana cara berkebun, terutama kebun hidroponik sebagai penerapan tema berkebun dalam proses pengajaran kepada anak didik di KBIT-TKIT Raudhatul Jannah,” ujar Inmas.
Pengelola Fikri Farm Hidroponik menjelaskan ke anak-anak bahwa kata hidroponik berasal dari Bahasa Yunani hydro (air) dan ponos (mengerjakan/kata dasar “kerja”) : air yang bekerja. Ponik (cara budidaya) Hidroponik: cara budidaya tanaman dengan menggunakan medium air, cara budidaya tanaman dengan media bukan tanah, pemberian air dan pupuk secara bersamaan sesuai dengan kebutuhan tanama, umur dan kondisi lingkungan.
Cara budidaya tanaman dengan sistem kerja melibatkan air dan nutrisi, dimana akar dikuatkan oleh media tanam selain tanah juga dikenal dengan istilah “Urban Farming”.
Ini adalah gaya hidup masyarakat perkotaan dalam bercocok tanam tanpa tanah yang mudah, praktis, dan bersih, solusi permasalahan perkotaan akan minimnya lahan dan mengatasi pemanasan global dikarenakan efek rumah kaca.
Keceriaan anak-anak TKIT saat memegang tanaman dan memanennya tanaman pokchoy, slada air.
Ada juga diantara mereka yang belajar menanam dengan arahan dari guru pendamping masing-masing kelas.
“Anak-anak belajar tanam sistem hidroponik, banyak mereka bertanya bagaimana nanamnya, airnya kok mengalir untuk apa. Seru pokoknya,” jelas Atika salah satu pengasuh TKIT Raudhatul Jannah.
Sepulang dari kunjungan ke kebun hidroponik, anak-anak pulang membawa sayur-sayuran, ada juga tampak orangtua siswa juga membeli hasil panen budidaya kebun hidroponik tersebut.
“Jangan lupa sampai rumah anak-anak harus makan sayur ya, agar tubuh kita sehat, kuat,” kata ustadzah pengasuh KBIT-TKIT Raudhatul Jannah sesaat sebelum meninggal lokasi Fikri Farm Hidroponik. (rls)