TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) dan Kodim 0906/Kukar kembali melanjutkan kemitraan, menyusul suksesnya pelaksanakan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada Juli-Agustus lalu. Kedua belah pihak telah merencanakan karya bakti di Kecamatan Muara Kaman dan Sebulu pada Oktober 2022.
Kegiatan tersebut diperkirakan akan memberikan dampak langsung bagi 5 desa yakni warga Desa Panca Jaya, Sidomukti, Cipari Makmur di Kecamatan Muara Kaman. Ditambah, Desa Manunggal Daya dan Mekar Jaya di Kecamatan Sebulu.
“Fokus infrastruktur pertanian, seperti jalan usaha tani, irigasi, dan embung. Konsepnya juga melanjutkan kawasan pertanian yang ditetapkan dalam RPJMD Kukar,” ucap Bupati Kukar Edi Damansyah, Selasa (4/10/2022).
Di kelima desa itu, sebut Edi, ada sekitar 1.400 hektare lahan pertanian, yang diharapkan akan berubah menjadi sawah irigasi. Disebutkannya, tujuan utama perubahan sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi untuk meningkatkan hasil panen per tahunnya. Selain itu, diputuskan pula perlunya peningkatan jalan usaha tani di kelima desa, agar saling terhubung satu sama lainnya termasuk saluran irigasinya.
Edi menambahkan, karya bakti bersama Kodim ini akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 4,9 miliar, yang dianggarkan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar. Dengan fokus pembangunan dan peningkatan jalan usaha tani sepanjang 9 kilometer (km), 22 unit jembatan dan 16 gorong-gorong irigasi.
Sementara itu, akademisi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong, Zulkifli memberikan komentar terkait kerja sama Pemkab Kukar dan Kodim 0906/Kukar dalam bentuk karya bakti ini. Ia mengharapkan hasil dari karya bakti, bisa benar-benar dimanfaatkan oleh petani setempat.
“Bagaimana niat baik ini harus diterima dengan baik, mempersiapkan orang yang akan mengelola pekerjaan itu. Bagaimana terus berlanjut dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Zulkifli.
Terlebih, lanjut dia, Kukar saat ini terbilang kekurangan petani muda, sementara petani tua jumlahnya terus tergerus. Ini yang disebutnya harus segera dicarikan solusi dengan memikat pertanian yang berbasis teknologi. “Tidak hanya mencetak, juga menyiapkan (petani) yang mengerjakan,” tutupnya. (adv/afi)