SAMARINDA – Inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik terhadap beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) baru-baru ini, mendapat sorotan tajam dari kalangan akademisi di Kaltim.
Purwadi Purwoharsojo, seorang Dosen Ilmu Manajemen dari Universitas Mulawarman mengungkapkan, meskipun sidak terhadap pegawai dan pejabat lingkungan Kaltim dan kabupaten/kota memang penting, namun istilah sidak tanpa pemberitahuan sebelumnya dianggap sebagai manajemen kejut shock terapi yang perlu dipertimbangkan oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota.
“Kalau bisa Pj Gubernur datang tanpa pakaiannya Dinas menyamar pakai baju biasa gitu tanpa pengawalan pasti banyak itu yang kena,” ujar Purwadi kepada Mediakaltim.com
Ia mengusulkan agar sidak dilakukan secara diam-diam atau menyamar untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja para pejabat pemerintahan. Ia menyoroti beberapa kelebihan dari pendekatan ini, termasuk menghindari sifat “Asal Bapak Senang” (ABS) dan mengurangi gaya mental feodal di kalangan pejabat publik.
Dosen Ilmu Manajemen ini juga menekankan bahwa keuntungan lainnya adalah para pejabat publik akan bekerja lebih efektif karena merasa bertanggung jawab sebagai pelayan publik, bukan sekadar karena takut pada atasan.
“Bagusnya menerapkan sidak tanpa pemberitahuan, ini akan buat shock terapi, dan motivasi kerja pejabat publik biar meningkat, seiring dengan peningkatan kinerja yang dapat diawasi oleh atasan mereka,” tutupnya.
Penulis : Hanafi
Editor : Nicha R
